Blangpidie, Aceh, (ANTARA News) - Sejumlah janda miskin di Desa Tokoh II, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh tidak mendapat jatah bantuan sosial beras sejahtera (bansos rastra) dari pemerintah lantaran nama mereka tidak terdaftar sebagai penerima manfaat.

Jamilah (65) janda miskin di Desa Tokoh II, Kecamatan Lembah Sabil, Sabtu kepada wartawan mengaku dirinya tidak menerima jatah bansos rastra dari pemerintah lantaran namanya tidak terdaftar dalam daftar penerima yang diusulkan aparatur desa.

"Kali ini nenek (panggilan Jamilah) tidak memperoleh beras bantuan dari pemerintah. Padahal bisa dilihat sendiri, bagaimana kondisi kehidupan nenek saat ini," ungkapnya sedih sambil sesekali menghapus air mata yang keluar membasahi kedua pipinya.

"Kalau ada bantuan beras dari pemerintah setidaknya bisa membantu nenek yang sedang sakit ini," kata nenek Jamilah dalam bahasa Aceh sambil keluar dari dalam rumahnya dengan menggunakan kursi roda.

Nenek Jamilah ini sudah lama harus menggunakan kursi roda karena kondisinya cacat fisik. Kaki sebelah kanan nenek itu diamputasi akibat mengidap penyakit komplikasi yang di deritanya selama ini.

"Sebenarnya nenek ini wanita kuat dan sabar. Sebelum kaki nenek ini sakit, semua pekerjaan ia kerjakan asalkan mendapatkan upah yang halal," tuturnya sambil membayangkan masa lalu.

Yaitu, ketika dirinya masih kuat bekerja mencari nafkah untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari, namun kisah itu hanya tinggal cerita, karena kini dirinya hanya tinggal sebatangkara di dalam rumah yang setiap hari ditemani kursi roda bantuan dari dermawan.

"Suami nenek tidak ada lagi, harta tidak punya, tiap hari nenek duduk di atas kursi roda karena keadaan kaki sebelah kanan ini cacat tidak bisa berjalan lagi. Jadi, kehidupan nenek ini cukup sedih ditambah lagi keadaan ekonomi morat marit," jelasnya.

Sebelumnya, nenek Jamilah ini tinggal berdua bersama putra bunggsunya. Berhubung lapangan pekerjaan di Kabupaten Abdya menyempit, akhirnya putra belahan jiwanya berangkat ke Malaysia hingga terbaring sakit saat bekerja di Negeri Jiran tersebut.

"Kalau anak nenek semuanya ada 5 orang, 4 diantaranya sudah berkeluarga, 3 orang tinggalnya jauh, jarang pulang. Sementara, 1 lagi dekat sini, tapi kondisi ekonominya sama seperti nenek. Untuk kebutuhan keluarganya saja tidak mencukupi," katanya.

Hal serupa juga dialami oleh Siti Hasanah, yaitu masyarakat miskin lainnya di Desa Tokoh II, Kabupaten Abdya. Ia juga mengaku tidak menerima bansos rastra yang disalurkan pemerintah, padahal dirinya kini dalam keadaan sakit lumpuh tidak berdaya.

"Semua orang membutuhkan bantuan beras itu, apalagi seperti keluarga saya. Suami sudah tua tidak kuat lagi bekerja mencari nafkah. Sementara kondisi badan saya sendiri saat ini menderita penyakit lumpuh," ungkapnya menambahkan.

"Walaupun selama ini kebutuhan hidup kami ditanggung oleh anak-anak. Tapi orang-orang seperti kami setidaknya menjadi perhatian pemerintah. Jika misalnya ada bantuan kenapa kami tidak diberikan, padahal bantuan itu sangat membantu kami," ujarnya.

Informasi yang dihimpun di lapangan, Jamilah bersama Siti Hasanah merupakan dua dari puluhan warga miskin di Desa Tokoh II yang tidak mendapatkan rastra.

"Ada sekitar 25 orang janda miskin tidak mendapat bansos rastra di desa ini. Sementara warga lain yang berbadan sehat memiliki harta tapi mendapatkan rastra dari pemerintah termasuk aparatur desa," ungkap salah seorang warga yang dibenarkan oleh masyarakat lainnya.

Baca juga: Mulai bulan ini penerima "beras sejahtera" tak perlu keluarkan uang

Baca juga: Tahun ini penerima bansos rastra dapat 10 kg beras per bulan

Pewarta: Anwar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018