Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memacu pembangunan tiga bendungan di Provinsi Sulawesi Selatan untuk meningkatkan keberlangsungan persediaan air lahan pertanian.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa pembangunan tiga bendungan tersebut yakni Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Karalloe di Kabupaten Gowa dan yang baru dimulai konstruksinya adalah Bendungan Pamukkulu di Kabupaten Takalar.

Pembangunan Bendungan Paselloreng ditargetkan rampung pada bulan Desember 2018. Untuk Bendungan Karalloe, konstruksinya memang dimulai lebih dahulu. Namun, sempat mengalami masalah pengadaan lahan.

"Sekarang sudah diselesaikan, mudah-mudahan progres konstruksi lebih cepat lagi," kata Basuki.

Ia mengatakan bahwa Bendungan Pamukkulu saat ini dalam tahap persiapan, yakni penyiapan jalan akses kerja. Adapun pembangunan bendungan ini untuk ketahanan air dan pangan nasional, mengingat Provinsi Sulawesi Selatan menjadi salah satu sentra pangan nasional yang harus terus ditingkatkan produktivitasnya.

Menteri Basuki merasa optimistis penyelesaian bendungan akan tepat waktu. Pihaknya mengupayakan bisa selesai lebih cepat karena pembangunan bendungan kini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sehingga biaya pembebasan lahannya dapat menggunakan mekanisme dana talangan.

Melalui mekanisme tersebut, kontraktor akan membayar lahan yang telah siap dibebaskan dan akan dibayarkan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN)

Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan bahwa pembangunan bendungan akan dilengkapi dengan pembangunan jaringan irigasi yang disebut sebagai irigasi premium atau irigasi yang mendapat jaminan suplai air bendungan.

Dengan demikian, meskipun biaya pembangunan bendungan mahal, airnya mengalir sampai ke sawah petani dan sumber air baku masyarakat.

Dengan suplai air yang berkelanjutan dari bendungan akan meningkat menjadi 2,75 kali. Saat ini dari 7,3 juta hektare irigasi baru 11 persen yang mendapatkan suplai air dari bendungan dan akan ditingkatkan menjadi 20 persen melalui pembangunan 65 bendungan yang tengah dilakukan Kementerian PUPR 2015 s.d. 2019, kata Imam.

Progres fisik Bendungan Paselloreng per 14 Februari 2018 mencapai 68,22 persen. Kapasitas tampung maksimal bendungan yakni 138 juta m3 yang merupakan terbesar dibandingkan Karalloe dan Pamukkulu.

Manfaatnya akan mengairi irigasi seluas kurang lebih 7.000 ha dan menjadi sumber air baku untuk empat kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 305 liter/detik, konservasi air, pengendali banjir Sungai Gilireng, perikanan air tawar, dan pariwisata.

Progres pembangunan Bendungan Karalloe yang mulai dibangun pada bulan Desember 2013, sudah mencapai 39,82 persen dan ditargetkan rampung pada tahun 2019.

Dalam pembangunannya, sempat mengalami kendala pengadaan lahan. Namun, saat ini lahan yang bebas sudah mencapai 97 persen atau tersisa 3 persen atau sekitar 14,5 hektare. Kapasitas tampung maksimalnya sebesar 40,53 juta m3.

Manfaat bendungan ini akan mengairi irigasi seluas 7.000 hektare, sumber air baku 440 liter/detik, pembangkit listrik 4,5 megawatt, pengendali banjir, konservasi, air dan pariwisata.

Bendungan Pamukkulu menjadi bangunan terbaru yang dibangun di Sulawesi Selatan. Kontrak pembangunannya ditandatangani pada bulan November 2017 terbagi menjadi dua paket konstruksi.

Bendungan ini memiliki kapasitas tampung maksimum 82,7 juta m3 dan akan memberi manfaat bagi irigasi seluas 6.150 hektare, penyediaan air baku Kota Takalar sebesar 160 liter/detik, pengendalian banjir, konservasi air, pengembangan pariwisata, dan perikanan air tawar.

Selain membangun bendungan, Kementerian PUPR juga membangun Daerah Irigasi Baliase yang dilengkapi dengan pembangunan Bendung Baliase di Kabupaten Luwu Utara.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018