Jakarta (ANTARA News) - Menulis secara ilmiah bisa membantu seseorang berkompromi dengan trauma yang pernah dia alami, menurut artikel dalam The Connection Between Art, Healing, and Public Health beberapa waktu lalu.

"Individu yang menulis tentang pengalaman traumatisnya, secara statistik meningkat berbagai ukuran kesehatan fisiknya dan sistem kekebalan tubuhnya berfungsi lebih baik," kata Heather L. Stuckey and Jeremy Nobel dalam artikel itu.

Sejumlah studi juga memperlihatkan bahwa menulis, terutama yang berisi narasi juga bisa membantu orang mengatur emosi negatifnya.

Memang, saat menuliskan pengalaman buruk, seseorang seakan mengingat kembali insiden tak menyenangkan itu. Namun, dalam jangka panjang hal ini bisa berdampak positif, ungkap Karen A. Baikie an Kay Wilhem, penulis studi.

Untuk otak, menulis juga bisa membantu seseorang mengingat dan belajar. Berbeda halnya jika seseorang hanya mengetik gagasan yang ingin diingat, karena tidak akan benar-benar membuatnya lebih baik.

Jika Anda ingin belajar lebih efisien, para peneliti menganjurkan seseorang harus menjadi kuno, yakni menulis menggunkan pena, pensil dan alat tulis lainnya di atas kertas. Demikian seperti dilansir laman Medical News Today.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018