Cianjur (ANTARA News) - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Cianjur, Jawa Barat, menilai sejak ditutupnya Jalur Puncak-Bogor kunjungan wisatawan di kawasan Puncak turun hingga 70 persen, baik dalam sektor perhotelan, rumah makan, dan tempat wisata.

Kepala Disparpora Cianjur, Asep Suparman di Cianjur, Senin, mengatakan, sejak ditutupnya jalur tersebut, berbagai sektor pariwisata dan penunjangnya mengalami masa kritis, terlebih penutupannya belum jelas sampai kapan.

"Hari ini sudah dapat dilalui kendaraan namun masih dalam proses uji coba. Namun sejak ditutup selama 16 hari, berbagai sektor di wilayah Puncak-Cipanas, mengalami masa krisis termasuk roda perekonomian yang merosot tajam," katanya.

Dia menjelaskan, setelah melakukan survei beberapa waktu lalu, rata-rata pelaku ekonomi di wilayah tersebut, hanya bisa mendapat penghasilan 30 persen setiap harinya. Sehingga banyak pelaku usaha mulai dari rumah makan, hotel dan tempat wisata yang mengurangi karyawan untuk sementara.

"Imbasnya cukup luas termasuk perekonomian warga di sepanjang jalur tersebut, tidak dapat berbuat banyak meskipun tetap beroperasi namun tidak dapat menutupi biaya operasional. Solusi satu-satunya pemerintah pusat kembali mempertimbangkan pembangunan Jalur Puncak II," katanya.

Dia menuturkan, dibukanya Jalur Puncak II akan menjadi solusi untuk penanganan kemacetan dan ketika terjadi bencana alam seperti saat ini melanda kawasan Jalan utama Puncak-Bogor."Kami tidak dapat intervensi terkait kebijakan tersebut karena kewenangan pusat, namun harapan kami dapat terkabul," katanya.

Dia menambahkan, meskipun saat ini ada jalur alternativ Jonggol atau Sukabumi, namun tidak evektif untuk direkomendasikan sebagai jalur cepat untuk sampai ke tempat wisata di kawasan Puncak-Cipanas karena penguna jalan harus memutar dengan jarak tempuh yang cukup panjang dan lama.

Sementara ratusan pelaku usaha di sepanjang jalur tersebut, mengaharapkan jalur Puncak II kembali masuk dalam agenda pembangunan oleh pemerintah pusat, agar saat terjadi bencana alam atau macet total terjadi di jalur tersebut, ada jalan alternativ untuk tetap sampai ke kawasan Puncak-Cipanas.

"Mungkin ini moment yang tepat pemerintah pusat mempertimbangkan kembali pembangunan Jalur Puncak II sebagai solusi ketika terjadi bencana alam di Jalur Puncak-Bogor. Saat ini yang terdampak semua pelaku usaha sampai warga biasa karena roda perekomoian tidak berjalan," kata Aldi (29) seorang pengusaha jasa.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018