London (ANTARA News) - Pasar-pasar dunia mencatat kerugian pertama mereka dalam lima hari terakhir pada Senin (19/2), menghentikan rekor kenaikan beruntun yang membuat mereka pulih hampir setengah dari kerugian akibat aksi jual besar-besar dua pekan lalu.

Dalam hari perdagangan yang relatif sepi karena libur pasar di Amerika Serikat dan Tiongkok, kerugian di pasar-pasar Eropa telah menekan pasar saham secara global, yang sebelumnya disangga oleh kenaikan di pasar Jepang.

Pasar Eropa telah dibuka positif, membuat indeks dunia MSCI mencatat kenaikan hari keenam, namun pada sore hari, indeks STOXX pan-Eropa telah merosot lebih dari setengah persen.

Laporan terbaru kinerja buruk dari Reckitt Benckiser menghantam sektor produk-produks konsumen, melebihi keuntungan di antara saham-saham finansial dan penguatan para pembuat baja setelah AS menguraikan usulan pembatasan impor yang lumayan besar.

Saham Tenaris, Outokumpu dan Arcelor Mittal - yang memiliki fasilitas di Amerika Serikat - menjadi peraih keuntungan terbesar di Eropa, naik antara satu hingga empat persen.

Indeks MSCI global, yang melacak saham-saham di 47 negara, turun 0,1 persen. Indeks telah pulih hampir setengah dari kerugian antara akhir Januari hingga minggu lalu. Kenaikan 4,3 persen yang akhirnya diraih pekan lalu merupakan kinerja mingguan terbaik sejak Desember 2011.

Kemunduran selama dua minggu pada Januari, dipicu oleh kekhawatiran kenaikan inflasi AS, telah menghapus lebih dari enam triliun dolar AS dari nilai pasar saham global.

Aksi jual tersebut terjadi meski pertumbuhan global membantu memperbaiki prospek laba perusahaan-perusahaan.

Sesaat sebelum jatuh, saham-saham dunia diperdagangkan pada 16,66 kali perkiraan laba, level tertinggi sejak 2004, menurut Thomson Reuters Datastream. Mereka saat ini mencapai 15,33 kali.

"Para investor tahu volatilitas pasar akan menjadi rendah karena Amerika Serikat dan Kanada merayakan hari libur nasional, dan ini menekan antusiasme di bagian belahan dunia ini," kata David Madden, analis pasar di CMC Markets. "Para dealer memutuskan untuk mengunci keuntungan mereka."

Investor-investor ekuitas telah menarik beberapa kepastian dari penurunan VIX - sebuah ukuran volatilitas tersirat pada indeks S&P 500, yang juga dikenal sebagai "indikator ketakutan" Wall Street.

Indeks tetap di bawah 20 selama tiga hari, angka terakhir di 19,46. Indeks melonjak ke level tertinggi dua setengah tahun di 50,3 dua pekan lalu, sebuah lonjakan yang menyebabkan kerugian besar di antara investor yang bertaruh pasar ekuitas tetap stabil pada kombinasi pertumbuhan ekonomi kuat dan inflasi moderat.

Imbal hasil obligasi pemerintah Yunani merosot menyusul kenaikan peringkat dari Fitch yang menyoroti peningkatan sentimen terhadap negara Eropa selatan yang berutang itu. Obligasi Italia berada di bawah tekanan dari kegelisahan menjelang pemilihan umum bulan depan.

Imbal hasil obligasi di seluruh zona euro secara umum lebih tinggi di tengah tidak adanya pendorong baru.

Risalah pertemuan kebijakan terakhir Fed, yang diadakan di tengah bursa saham jatuh pada 30-31 Januari, akan dirilis pada Rabu (21/2). Selain prospek suku bunga, pasar akan tertarik untuk melihat apakah, jika ada, the Fed membuat gerakan-gerakan di pasar.

Sementara itu, dolar AS naik tipis dari posisi terendah tiga tahun terhadap sekeranjang mata uang. Euro berada di 1,2396 dolar AS, mundur dari level tertinggi tiga tahun pada Jumat (16/2) di 1,2556 dolar AS.

Dolar AS diperdagangkan pada 106,53 yen, bangkit dari level terendah 15 bulan di 105,545 pada 16 Februari.

Mata uang AS telah terbebani oleh berbagai faktor, termasuk kekhawatiran tentang pelebaran defisit perdagangan dan anggaran AS, serta spekulasi bahwa Washington mungkin mengejar strategi dolar yang lemah.

Ada juga pembicaraan bahwa bank-bank sentral asing mungkin mengalokasikan kembali cadangan mereka keluar dari dolar.

Komoditas-komoditas, yang menikmati kenaikan karena dolar melemah, menguat seiring dengan kenaikan tipis.

Harga minyak mencapai tingkat tertinggi dalam hampir dua minggu, terangkat oleh pemulihan saham dan ketegangan di Timur Tengah.

Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 1,2 persen menjadi 62,47 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent naik lebih dari satu persen menjadi 65,63 dolar AS per barel.

Sementara itu, emas datar.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018