Jakarta (ANTARA News) - PT Waskita Karya (Persero) tengah mengkaji rencana penambahan waktu kerja (shift) para pekerja untuk mencegah terulangnya kecelakaan konstruksi sebagaimana terjadi pada proyek Tol Becakayu.

Dalam konferensi pers di lokasi proyek Tol Becakayu, Jakarta Timur, Selasa (20/2), Kepala Divisi III Waskita Karya Dono Parwoto memaparkan saat ini Waskita menerapkan dua shift selama delapan jam kerja serta waktu lembur tiga sampai empat jam yang dimulai pada pukul 16.00 WIB.

"Kemarin ada dua `shift`, namun sekarang kita kaji apakah perlu menjadi tiga `shift`. Dari jam 4 sore, lalu istirahat kemudian lembur. Shift kedua dimulai jam 8 malam malam sampai pagi, karena pengeciran beton itu tidak boleh berhenti," kata Dono.

Ia mengatakan kecelakaan konstruksi Tol Becakayu yang terjadi pada Selasa (20/2) dini hari pukul 03.00 tersebut bukan karena kesalahan faktor manusia (human error).

Waskita Karya pun saat ini masih menunggu hasil investigasi dari Tim Komite Keselamatan Kerja dan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR serta pihak kepolisian untuk mengetahui secara pasti penyebab merosotnya bekisting pier head saat dilakukan pengecoran.

"Menurut saya bukan human error. Ini kan kalo berkali-kali kejadiannya beda. Yang dulu karena tiang girder jatuh, ini kan pier headnya merosot. Ini masukan apa yang kita cari, penyebabnya apa," kata Dono.

Ia menambahkan untuk memastikan nihilnya kecelakaan konstruksi (zero accident), Waskita Karta mengaku memiliki sistem Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) dan komitmen keselamatan (safety commitment). Selain itu, pekerjaan konstruksi direncanakan secara rinci dan dilakukan supervisi untuk memastikan kecelakaan konstruksi tidak terulang.

"Pengawasan dalam pekerjaan juga diawasi oleh konsultan supervisi sehingga kita bekerja tidak sendirian. Artinya bukan kontraktor sendiri karena setiap melakukan pekerjaan pasti ada `request`," papar dia.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan seluruh proyek infrastruktur layang dihentikan sementara untuk mengevaluasi keseluruhan, baik dari segi desain, metodologi kerja, SOP, tenaga kerja dan perawatan konstruksi.

"Kita tahu kecelakaan konstruksi terjadi pada pagi hari, jadi kita tingkatkan metodologinya ini siapa yang bekerja. Apakah yang shift siang bekerja lagi, apa yang shift ketiga," kata Basuki.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018