London (ANTARA News) - Pemimpin pelaksana Oxfam, Mark Goldring, pada Selasa menyatakan permohonan maaf atas kerusakan yang ditimbulkan oleh gabungan organisasi amal dunia tersebut terhadap rakyat Haiti dan terhadap upaya luas petugas bantuan.

"Saya tidak punya alasan, saya meminta maaf. Kekhawatiran utama saya adalah terhadap perempuan Haiti dan siapa pun, yang mendapat perlakuan tidak benar," katanya di depan anggota parlemen pada sidang komite pembangunan internasional parlemen.

Kepala kegiatan dunia Oxfam Winnie Byanyima juga meminta maaf dengan mengatakan bahwa skandal itu "memalukan", kata laporan Sky News.

Goldring saat ini berada diselidiki atas penanganannya terhadap tuduhan pelecehan seksual, sementara anggota parlemen melakukan pemeriksaan terhadapnya soal pelaksanaan bantuan Oxfam di Haiti.

Penyidikan dan pemeriksaan itu berlangsung di tengah tuduhan pelecehan dan eksploitasi seksual oleh staf Oxfam.

Oxfam telah menyampaikan "permohonan maaf yang mendalam" kepada pemerintah Haiti terkait tuduhan eksploitasi seksual oleh stafnya.

Permohonan maaf itu dikeluarkan saat Oxfam pada Senin menerbitkan laporan penyelidikan internal tahun 2011 atas tuduhan pelecehan seksual serta tindakan-tindakan tidak senonoh lainnya di Haiti.

Versi bocoran laporan itu menjadi berita utama di The Times pada 9 Februari, yang kemudian menyulut kehebohan di media menyangkut organisasi amal tersebut.

"Kami membuat penerbitan luar biasa ini karena kami ingin bertindak seterbuka mungkin soal keputusan yang kami ambil selama penyelidikan ini dan untuk mengakui adanya pelanggaran kepercayaan yang telah ditimbulkan," kata organisasi itu dalam pernyataan.

"Kami juga melakukan pertemuan dengan pemerintah Haiti untuk menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan-kesalahan kami dan membahas apa yang bisa kami lakukan lebih banyak, termasuk untuk para perempuan yang terkena dampak masalah ini," bunyi pernyataan.

Pada awal bulan ini, "Times" menerbitkan tuduhan bahwa beberapa petugas bantuan Oxfam di Haiti menggunakan jasa pelacur.

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018