Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan pengalamannya menyelesaikan konflik berbasis agama yang terjadi di sejumlah daerah Indonesia di hadapan akademisi Universitas Hiroshima di Jepang pada Rabu siang.

Menurut naskah pidato Wakil Presiden yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, Kalla mengatakan bahwa konflik yang mengatasnamakan agama bukan konflik antarumat bergama, melainkan konflik yang ditunggangi kepentingan lain.

"Di Indonesia, lebih dari satu dekade lalu, saya ingat ada dua konflik antara dua kelompok agama berbeda di dua tempat. Semua orang yakin bahwa konflik itu adalah konflik agama. Faktanya, tentu, mereka bertengkar dan saling membunuh atas nama agama," katanya.

JK mengatakan agama memang selalu memiliki pengikut dan tidak sedikit dari pengikutnya yang fanatis, irasional dan fundamentalis sehingga sangat mudah memprovokasi pengikut lain untuk berperang melawan orang lain.

"Pernah saya katakan dengan tegas bahwa konflik terjadi di banyak tempat karena surga menjadi sebuah komoditas yang mengikuti alam dan prinsip ekonomi: penawaran dan permintaan. Mereka menjual kepercayaan mereka sangat murah," katanya.

Wakil Presiden mengingatkan para akademisi, tokoh pemerintah dan tokoh publik untuk mengubah paradigma radikal para penganut kepercayaan yang fanatis tersebut.

"Kepercayaan adalah sebuah hal yang suci, sehingga tidak benar jika itu digunakan untuk perbuatan-perbuatan yang tidak suci," kata JK, yang hari ini mendapat gelar Doktor Honoris Causa di bidang perdamaian dan pembangunan dari Universitas Hiroshima karena perannya dalam mengupayakan perdamaian dalam sejumlah konflik di Tanah Air.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018