Sentimen mengenai meningkatnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat turut menahan laju rupiah."
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak melemah tipis senilai satu poin menjadi Rp13.616 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.615 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, menilai bahwa melemahnya harga minyak mentah dunia menahan pergerakan mata uang yang berhubungan dengan komoditas, salah satunya rupiah.

"Indonesia menjadi salah satu eksportir komoditas, sehingga pelemahan harga komoditas mempengaruhi pergerakan rupiah," katanya.

Ia mengemukakan bahwa dalam perdagangan global, minyak mentah dunia menggunakan mata uang dolar AS. Akibatnya, dengan pelemahan harga minyak mempengaruhi pergerakan mata uang negara eksportir komoditas.

Kendati demikian, menurut dia, melemahnya mata uang rupiah relatif terbatas mengingat fundamental ekonomi nasional yang positif sehingga masih memicu aliran dana investasi asing masuk ke dalam negeri.

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa pergerakan rupiah tidak banyak berubah dari pergerakan sebelumnya, cenderung mendatar di tengah antisipasi pelaku pasar terhadap rilis pertemuan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

"Sentimen mengenai meningkatnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat turut menahan laju rupiah," katanya menambahkan.

Adapun Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.582 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.573 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018