Moskow (ANTARA News) - Rusia membantah tudingan Barat bahwa Angkatan Udara Rusia bertanggung jawab atas korban sipil di daerah dikuasai pemberontak di distrik Ghouta timur di luar ibu kota Suriah, Damaskus, sebagai tak berdasar.

Pasukan pro-pemerintah membombardir Ghouta tirmu dua hari lalu yang menurut organisasi pemantau telah membunuh paling sedikit 250 warga sipil tak berdosa, sejak Minggu malam pekan lalu.

Rusia selama ini memberikan dukungan udara kepada pasukan Suriah sejak Moskow mengintervensi negara ini untuk menyangga kekuasaan Presiden Bashar al-Assad pada 2015.

"Muncul tudingan tak berdasar, kami tak tahu dasar tudingan itu," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya mengenai tuduhan Barat bahwa Rusia adalah pihak yang mesti disalahkan dalam jatuhnya korban sipil di Ghouta.

"Tudingan itu tak didukung oleh informasi spesifik. Kami tak setuju," kata Peskov dalam jumpa pers.

Observatorium HAM Suriah menyatakan banyak pesawat tempur di atas Ghouta terlihat sebagai pesawat Rusia. Warga Suriah menyatakan bisa membedakan mana pesawat Rusia dan mana pesawat Suriah karena pesawat Rusia terbang lebih tinggi.

"Di Ghouta, kami telah melihat partisipasi pesawat tempur Rusia," kata Mohammad Alloush, ketua politik Jaish al-Islam, salah satu faksi utama pemberontak di kantong antipemerintah itu.

"Berdasarkan metode intelijen kami, terlihat pesawat Rusia berpartisipasi dalam bombardemen warga sipil di Ghouta, dalam serangan yang dimulai empat hari lalu itu," kata dia seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Pembantaian Srebrenica terulang di Ghouta, Suriah


Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018