Jakarta (Antara News) -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mensyaratkan perusahaan asing yang ingin berekspansi di sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia untuk menetapkan harga energi yang terjangkau agar bisa dinikmati seluruh masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di daerah-daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan).

"Tugas pemerintah adalah memastikan energi tetap terjangkau bagi masyarakat, namun tetap mengupayakan keuntungan yang cukup untuk investor," ujar Jonan, dalam sambutannya pada Renewable Innovation Forum, di Jakarta, Kamis (22/2).

Pemerintah telah menetapkan target EBT dalam bauran energi mencapai 23 persen pada 2025. Hingga akhir 2017, capaian bauran EBT telah menyentuh 12,52 persen. "Angka ini melampaui target yaitu 11,96 persen. (Mewujudkan target bauran energi) memang tidak mudah, tapi juga tidak mustahil," tegas Jonan.

Ditemui di kesempatan yang sama, CEO International Power Supply dari Bulgaria, Alexander Rangelov, menawarkan solusi pembangkit listrik off-grid yang sangat ideal digunakan di kawasan 3T di Indonesia. "Teknologi off-grid kami sangat fleksibel, dapat mengolah EBT maupun non-EBT," ujarnya.

Selain akan menawarkan solusinya ke pasar Indonesia, IPS juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan tiga instansi di Indonesia dalam rangka transfer energi, yakni Institut Teknologi Bandung, Universitas Pertahanan, dan PT LEN Industri.

Pewarta: Nurul Badar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018