Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menyebut pembangunan pabrik aluminium yang direncanakan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) di Kalimantan Utara menunggu pasokan listrik guna mendukung kegiatan produksinya.

"Industri ini butuh energi yang cukup besar, makanya perlu harga yang kompetitif juga," kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Pasokan listrik untuk Kawasan Industri Tanah Kuning, Kaltara rencananya disalurkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan yang akan dibangun.

Sementara itu, Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin menyebutkan perusahannya memproduksi sekitar 250.000-260.000 ton aluminium pada tahun 2017.

Rencananya, Inalum ingin meningkatkan produksi menjadi 500.000 ton pada 2021.

"Peningkatan kita tahun 2017 lebih dari 25 persen dibanding 2016," ucapnya.

Baca juga: Kemenperin genjot industri aluminium

Baca juga: Kemenperin kejar produksi 2 juta ton aluminium

Dalam jangka panjang, Inalum menargetkan total produksi aluminium mencapai 2 juta ton per tahun.

Hal ini didukung oleh pabrik Smelting Plan di Kuala Tanjung dan pabrik di Kalimantan Utara. Pabrik di Kalimantan Utara tersebut ditargetkan mulai dibangun pada 2020.

Dalam rencana bisnis Inalum, Kalimantan Utara akan memproduksi aluminum sebanyak satu juta ton per tahun.

Saat ini, kebutuhan aluminium diperlukan untuk berbagai sektor, antara lain mendukung industri konstruksi termasuk mendukung transmisi dalam proyek 35 ribu megawatt, otomotif, perkapalan, infrastruktur maupun produk rumah tangga.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018