Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo berharap pelaksanaan pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019 tidak hanya bersifat prosedural tapi memiliki makna substansial yang mencerminkan proses demokrasi berkualitas.

"Partai politik maupun para kandidat yang maju pada pilkada serentak tahun 2018, hendaknya selalu mengedepankan gagasan, program, serta visi dan misi," kata Bambang Soesatyo pada acara "Diskusi: Demokrasi Berkualitas di Tahun Politik", di Semarang, Jumat malam, seperti dikutip melalui siaran persnya.

Menurut Bambang Soesatyo, partai politik maupun kandidat yang mengedepankan gagasan, program, serta visi dan misi, sehingga mendorong tumbuh dan berkembangnya kepercayaan serta optimisme masyarakat terhadap sistem demokrasi di Indonesia.

Bamsoet, panggilan Bambang Soesatyo menilai, pilkada serentak tahun 2018 yang diselenggarakan di 171 daerah meliputi, 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten, akan ramai dan dinamis.

Pada kesempatan tersebut, Bamsoet menyoroti penilaian Amnesty Internasional yang menyebut tahun 2017 sebagai tahun politik kebencian karena sering dikapitalisasi kepentingan politik dan bisnis.

Karena itu, kata dia, tahun 2018 yang juga dikenal dengan tahun politik, berbagai langkah pencegahan perlu disiapkan.

"Saya sudah berkomunikasi dengan berbagai pihak, baik KPU, Bawaslu, Polri, BIN, TNI, maupun Pemda, agar saling berkoordinasi, mencegah hal yang tidak diharapkan," katanya.

Politisi Partai Golkar itu mengingatkan, para tokoh masyarakat maupun pemuka agama untuk dapat memberikan saran dan nasihat yang dapat menjadi penyejuk masyarakat.

Jika semua pihak dapat bersinergi dengan baik, Bamsoet optimistis, maka tidak akan ada celah sedikitpun bagi oknum tertentu untuk membuat onar.

Bamsoet menegaskan, DPR RI sebagai salah satu pilar demokrasi akan tetap menjalankan fungsi pengawasan, terutama dalam memantau pelaksanaan kampanye pilkada 2018 dan pemilu 2019.

"Partai politik dan kandidat harus menyadari bahwa masyarakat semakin cerdas. Cara usang politik adu domba maupun janji manis setinggi langit sudah tidak laku," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018