Abuja (ANTARA News) - Presiden Nigeria Muhammadu Buhari pada Jumat menyebut penculikan sejumlah siswi di satu sekolah di wilayah timur laut oleh kelompok keras Boko Haram sebagai bencana nasional.

Buhari juga mengatakan memerintahkan pengerahan lebih banyak pasukan dan pesawat pengintai untuk menemukan mereka.

Kebingungan muncul menyangkut jumlah siswi hilang setelah serangan pada Senin. Murid perempuan hilang itu diperkirakan berjumlah sekitar 50 hingga lebih dari 100 orang. Pengabsenan di sekolah siswi tersebut di desa Dapchi, negara bagian Yobe, pada Selasa menunjukkan bahwa 91 anak perempuan tidak hadir.

Penculikan tersebut kemungkinan menjadi salah satu perkara serupa terbesar sejak Boko Haram pada 2014 menculik lebih dari 270 siswi dari kota Chibok di timur laut. Banyak di antara remaja putri itu masih disekap hingga saat ini, sementara beberapa lagi berhasil melarikan diri atau dibebaskan dengan tebusan.

"Ini adalah bencana nasional. Kami menyesalkan hal ini bisa terjadi dan kami ikut merasakan kepedihan Anda," kata Buhari dalam pernyataan kepada orangtua, yang putri mereka hilang.



Baca juga: Boko Haram serang sekolah putri di Nigeria

Pada awal pekan ini, Buhari mengerahkan lebih banyak pasukan keamanan dan sebuah tim kementerian ke wilayah itu.

Boko Haram, yang dalam bahasa Hausa diterjemahkan sebagai "pendidikan Barat adalah haram", berupaya membentuk sebuah negara bagian yang menjalankan pemahaman keras hukum Islam.

Badan Perserikatan Bangsa-bangsa yang mengurusi kesejahteraan anak-anak, United Nations Children`s Fund (UNICEF), memperingatkan agar tragedi penculikan para remaja putri Chibok jangan dilupakan. UNICEF menggambarkan penculikan terbaru di Nigeria sebagai "horor baru".

Badan PBB itu mengatakan bahwa sudah lebih dari 2.295 guru terbunuh dan 1.400 sekolah hancur sejak kelompok keras itu memulai pemberontakan pada 2009.

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018