Beijing (ANTARA News) - Data pada Sabtu kbahwa China mengekspor sedikit bahan bakar ke Korea Utara pada Januari, memperdalam pemotongan perdagangan berbulan-bulan dengan negara tetangganya tersebut di tengah meningkatnya ketegangan mengenai program nuklir dan peluru kendali Pyongyang.

Data yang dikeluarkan Administrasi Umum Bea Cukai menunjukkan empat bulan berturut-turut tidak ada pengiriman solar, bensin atau bahan bakar minyak. China secara tradisional menjadi sumber utama bahan bakar Korea Utara.

Satu-satunya produk minyak yang dikirim ke Korea Utara adalah 201 ton bahan bakar gas cair (LPG).

Rincian ekspor oleh produk datang setelah data pada Jumat menunjukkan perdagangan dengan Korea Utara turun ke tingkat terendah dalam hal dolar pada catatan yang akan kembali ke bulan Juni 2014.

China tetap merupakan mitra dagang terbesar Korea Utara dan satu-satunya sekutu utamanya, meskipun volume keseluruhan perdagangan telah turun dalam beberapa bulan terakhir karena Perserikatan Bangsa-Bangsa meningkatkan sanksi.

China melarang impor beberapa komoditas utama dan makanan laut pada September dan membatasi pengiriman produk minyak tahunan pada Desember.

China tidak mengimpor bijih besi, batu bara atau timbal dari Korea Utara bulan lalu, sesuai dengan pembatasan terbaru yang bertujuan untuk menghentikan program senjatanya.

Perdagangan serealia juga melambat, dengan ekspor beras sebanyak 180 ton ke Korea Utara, turun 4,3 persen dari tahun lalu. China juga tidak mengekspor jagung.

Perlambatan dalam bisnis pun telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir dengan ekspor minyak bumi dan beberapa biji-bijian hampir berhenti pada November dan Desember.

Keluarnya data tersebut terjadi setelah pemerintahan Trump pada Jumat memberlakukan paket sanksi terbesar terhadap Korea Utara dalam upaya untuk meningkatkan tekanan pada Pyongyang karena uji coba rudal nuklir dan balistiknya.

Dalam sebuah pidato pada Kamis, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan bahwa hukuman tersebut berdampak pada lebih sedikitnya uang Korea Utara untuk membiayai uji rudal balistiknya.

Tahun lalu, Korea Utara melakukan lusinan peluncuran rudal dan uji coba nuklir keenam dan terbesar yang bertentangan dengan resolusi PBB.

Cepatnya pengembangan rudal dan nuklir Korea Utara didasarkan pada tujuannya untuk mengembangkan senjata yang mampu mencapai daratan AS.

China telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya secara penuh memberlakukan semua resolusi terhadap Korea Utara, meskipun ada kecurigaan pada Washington, Seoul dan Tokyo bahwa China masih memberikan kelongggaran pada Korea Utara, demikian Reuters.

(Uu.R029/M016)

Pewarta: SYSTEM
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018