Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memastikan penerbitan sukuk global senilai 3 miliar dolar AS yang terdiri dari dua tenor yaitu lima tahun senilai 1,25 miliar dolar AS dan sepuluh tahun senilai 1,75 miliar dolar AS.

"Settlement dari sukuk global ini akan dilaksanakan pada 1 Maret 2018," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Senin.

Sri Mulyani menjelaskan sukuk global dengan format reg S/144A Trust Certificates yang seterusnya disebut Sukuk Wakalah ini, masing-masing akan jatuh tempo pada 1 Maret 2023 dan 1 Maret 2028.

Sukuk Wakalah yang telah ditetapkan harganya pada 22 Februari 2018 juga mempunyai imbal hasil sebesar 3,75 persen untuk tenor lima tahun dan 4,4 persen untuk tenor sepuluh tahun.

Penerbitan sukuk itu berhasil memanfaatkan momentum setelah terjadinya volatilitas yang tinggi di pasar modal global yang didorong oleh ekspektasi inflasi AS dan peningkatan suku bunga The Fed pada awal Februari 2018.

Sri Mulyani menambahkan setiap seri sukuk global ini telah diberikan peringkat Baa3 oleh Moody`s Investors Service, BBB- oleh S&P Global Ratings dan BBB oleh Fitch Ratings.

"Sukuk ini dari tiga rating agency mendapatkan peringkat investment grade," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Menurut rencana, Sukuk Wakalah tersebut akan didaftarkan pada Bursa Saham Singapura (Singapore Stock Exchange) dan NASDAQ Dubai.

Sri Mulyani mengatakan Sukuk Wakalah dengan tenor lima tahun merupakan penerbitan Green Sukuk untuk pertama kalinya dilakukan oleh pemerintah berdaulat guna memperkuat komitmen terhadap pendanaan hijau yang ramah lingkungan.

Transaksi sukuk global juga didukung oleh orderbook global dengan kualitas yang baik, yang berarti memperlihatkan adanya ketahanan pasar sukuk, serta menunjukkan kuatnya minat investor terhadap penerbitan obligasi ini.

"Total kita mendapatkan orderbook ini tujuh miliar dolar AS. Untuk tenor lima tahun sebanyak tiga miliar dolar AS dan tenor 10 tahun sebanyak 4,2 miliar. Kita ambil tiga miliar dari orderbook," kata Sri Mulyani.

Sukuk Wakalah dengan tenor lima tahun telah didistribusikan kepada 32 persen investor syariah di Timur Tengah dan Malaysia, 25 persen di Asia kecuali Indonesia dan Malaysia, 18 persen di AS, 15 persen di Eropa dan 10 persen di Indonesia.

Sedangkan, Sukuk Wakalah dengan tenor sepuluh tahun telah didistribusikan kepada 32 persen investor syariah di Eropa, 24 persen di Timur Tengah dan Malaysia, 22 persen di AS, 12 persen di Asia kecuali Indonesia dan Malaysia dan 10 persen di Indonesia.

Berdasarkan jenis investor untuk Sukuk Wakalah dengan tenor lima tahun adalah 40 persen untuk bank, 29 persen untuk reksa dana, 20 persen untuk bank sentral dan sovereign wealth fund, 10 persen untuk perusahaan asuransi dan dana pensiun dan 1 persen untuk private bank.

Jenis investor untuk Sukuk Wakalah dengan tenor sepuluh tahun adalah 47 persen untuk reksa dana, 39 persen untuk bank, 7 persen untuk bank sentral dan sovereign wealth fund, 6 persen untuk perusahaan asuransi dan dana pensiun dan 1 persen untuk private bank.

Bertindak sebagai Joint Lead Managers dan Joint Bookrunner untuk transaksi ini adalah Abu Dhabi Islamic Bank PJSC, Citigroup (B&D), CIMB, Dubai Islamic Bank PJSC dan HSBC (juga bertindak sebagai Green Structuring Advisor).

Sementara itu, PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia ikut bertindak sebagai co-managers.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018