Jakarta (ANTARA News) - Benyamin Biang Kerok versi modern bisa dibilang hanya meminjam judul dan nama pemeran utamanya dari film lama, Pengki, yang dulu diperankan oleh Benyamin Sueb dan kini dihidupkan oleh Reza Rahadian. 

Dari awal, Reza menegaskan bahwa film garapan Hanung Bramantyo itu bukan remake atau reboot, plotnya pun sama sekali berbeda dari film versi yang lama.

Pengki versi Benyamin adalah seorang supir yang gemar menjahili keluarga majikannya. Sedang Pengki yang diperankan oleh Reza Rahadian adalah anak orang kaya yang hidup bergelimang uang di rumah berteknologi futuristik.

Dalam film versi baru, Pengki menikmati kekayaan hasil kerja keras ibunya (Meriam Bellina), pebisnis terkemuka di Indonesia. Sebaliknya, ayah Pengki (Rano Karno) hidup sederhana di rumah bergaya Betawi --mengingatkan kita pada serial Si Doel-- sambil mengurus kambing.

Cuplikan film Benyamin Biang Kerok (Youtube/Falcon)


Pengki punya sahabat setia, Somad (Adjis Doa Ibu) dan Achie (Aci Resti). Kalau sedang tidak melatih tim sepak bola anak-anak di kampung Betawi, mereka sibuk menjalankan misi rahasia dengan bantuan teknologi rakitan Somad.

Misi mereka saat ini adalah menyelamatkan Aida (Delia), penyanyi pujaan hati Pengki yang dipenjara oleh mafia kejam, Said To Nirojim (Komar).

Gado-gado

"Benyamin Biang Kerok" bagai gado-gado. Drama, laga, komedi, futuristik, klenik, musikal, semua ada di sini. 

Hanung menghadirkan adegan dan karakter yang mengingatkan penonton pada film-film Hollywood terkenal sampai adegan-adegan musikal dengan koreografi gegap gempita bak karnaval yang kental dengan budaya Betawi.

Cuplikan film Benyamin Biang Kerok (Youtube/Falcon)


Di dalamnya ada adegan menegangkan bak film James Bond sedang menyelinap (dalam penyamaran sempurna sebagai orang yang sama sekali berbeda) ke markas rahasia musuh dalam misi berbahaya. Pengawal-pengawal mafia yang berpakaian bak Lara Croft. Robot (walau tidak terlalu kaku seperti mesin) yang bergaya gothic lolita mirip penyanyi Jepang Kyari Pamyu Pamyu. Pun tokoh antagonis dengan penutup mulut serupa Bane, musuh Batman.


Cuplikan film Benyamin Biang Kerok (Youtube/Falcon)

Pengki dalam film masa ini adalah interpretasi Reza Rahadian terhadap karakter yang dipopulerkan oleh Benyamin, bukan interpretasinya terhadap sang legenda karena "Benyamin Biang Kerok" bukan film biopik. Tentunya tidak ada yang bisa benar-benar menyamai Benyamin, tapi ini adalah reinkarnasi Pengki, bukan Benyamin.

Kepada ANTARA News beberapa waktu lalu, Reza mengatakan dia merasa tetap harus memasukkan ciri khas Benyamin dalam karakter Pengki: gaya tertawanya.

Baca juga: Reza Rahadian sulit temukan suara Benyamin

Sayangnya, kekhasan Benyamin yang harusnya mempermanis film ini dituangkan dalam porsi yang terlalu banyak sehingga menjadi berlebihan.

Di luar itu, akting Reza sebagai Pengki si anak Betawi bisa diacungi jempol. Delia juga terlihat cukup luwes memerankan Aida mengingat ini adalah film pertamanya. Rasa gugup saat harus beradu akting dengan aktor senior yang pengalamannya jauh di atasnya tidak terlihat di layar lebar.

Para pemeran pendukung berakting baik, terutama Omaswati yang gaya bicaranya ceplas-ceplos seperti lawakan khasnya di layar kaca.

Cuplikan film Benyamin Biang Kerok (Youtube/Falcon)


Komar, yang namanya dikenal lewat grup lawak Empat Sekawan, berhasil memerankan mafia kejam dan berhati dingin meski parasnya jauh dari bengis.

"Saya baru sadar muka saya muka gangster, bukan pelawak. Terima kasih Hanung, sudah menyadarkan saya," seloroh pelawak yang dulu bermain di komedi situasi "Lika-Liku Laki-Laki" itu.

Cuplikan film Benyamin Biang Kerok (Youtube/Falcon)


Karakter yang diperankan Rano Karno justru menjadi sosok yang mengingatkan pada almarhum Benyamin, khususnya dalam serial Si Doel, dengan oplet kesayangannya.

Penampilannya minimalis di "Benyamin Biang Kerok" yang tayang 1 Maret, karena karakter Rano baru bakal lebih dominan di sekuel "Biang Kerok Beruntung".  Dalam cuplikan di akhir "Benyamin Biang Kerok", penonton dijanjikan bakal menikmati bumbu baru dalam gado-gado racikan Hanung di bagian sekuelnya.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018