Karena kondisi tubuh masing-masing orang berbeda
Jakarta (ANTARA News) - Proses penyembuhan penyakit yang berlarut dan terlalu lama sehingga masa konsumsi obat kian panjang, menjadi salah satu dampak dari resistensi alias kekebalan bakteri terhadap kandungan obat.

Hal itu tidak akan terjadi jika penggunaan antibiotik dilakukan dengan tepat.

Berikut cara mencegah agar penggunaan antibiotik tidak menimbulkan resistensi:

1. Tidak konsumsi di luar resep

Direktur Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Pelayanan Kefarmasian, DirJen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Dra. R. Dettie Yuliati, M.Si., Apt mengingatkan masyarakat tidak meminta antibiotik tanpa resep. 

"Tidak membeli antibiotik sendiri atau tanpa resep dokter," ujar dia di Jakarta, Selasa. 

Dalam kesempatan itu, Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), dr. Hari Paraton, SpOG(K) mengatakan konsumsi antibiotik di luar resep bisa menyebabkan tubuh penuh dengan bakteri resisten. 


2. Tidak simpan sisa antibiotik 

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Prof. dr. Purnawan Junadi, MPH, DrPH mengatakan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sepertiga penduduk Indonesia menyimpan obat dan seperempatnya adalah antibiotik. 

"Sepertiga penduduk menyimpan obat, seperempatnya antibiotik. Kalau obat bebas wajar, 82 persen menyimpan obat tanpa resep," kata dia. 


3. Tidak gunakan antibiotik untuk semua penyakit

Hari mengingatkan masyarakat dan para klinisi hanya menggunakan atau memberikan antibiotik sesuai indikasi yakni hanya untuk infeksi bakteri. 

"(Penyakit) yang memerlukan antibiotik hanya yang disebabkan infeksi bakteri. Virus tidak bisa diatasi dengan antibiotik. Hanya infeksi bakteri saja," ujar dia. 



Hari mengatakan penanganan infeksi bakteri saja sebenarnya tidak seluruhnya memerlukan antibiotik, karena ada beberapa infeksi bakteri yang bisa sembuh dengan sendirinya.


4. Tidak berikan sisa antibiotik pada orang lain

Dettie menyarankan pasien yang mendapat resep obat berupa antibiotik tak memberikan sisa obatnya pada orang lain. 

"Karena kondisi tubuh masing-masing orang berbeda," tutur dia. 


5. Tidak terlalu lama gunakan antibiotik

Hari mengungkapkan, sejumlah alasan bakteri resisten ialah pemberian tidak sesuai indikasi dan terlalu panjang penggunaan. 

"Bakteri resisten karena tidak ada indikasi dan terlalu panjang penggunaan. Akibatnya, salah satunya luka-luka sembuh lama, ada yang hingga 162 hari," ungkap dia. 


Dettie mengatakan resistensi antimikroba menjadi tantangan kesehatan global dan menyebabkan kematian 10 juta orang di dunia per tahun, menurut data dari badan kesehatan dunia WHO pada 2013. 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018