Perangi HIV/AIDS, tapi jangan hindari dan benci penderitanya."
Padang (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Padang, Sumatera Barat menemukan 370 kasus HIV di daerah itu selama tahun 2017.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan setempat Gentina di Padang, Rabu, mengatakan dari 370 kasus HIV positif sebanyak 257 kasus merupakan laporan dari RSUP M Djamil.

"Sementara untuk AIDS ditemukan 93 orang,"ujarnya.

Ia menyebutkan sumber penularan HIV/Aids salah satunya adalah melalui hubungan seksual, kasus HIV yang ditemukan di Padang tersebut didominasi Lelaki seks dengan Lelaki (LSL) sebanyak 170 kasus.

Sementara penderita HIV didominasi oleh kelompok usia 25 hingga 49 tahun.

Temuan kasus HIV di Kota Padang itu tidak sepenuhnya merupakan warga Padang, tetapi juga berasal dari daerah lain.

Hal itu disebabkan adanya stigma negatif yang berkembang di masyarakat sehingga penderita HIV enggan untuk memeriksakan diri di daerahnya sendiri.

"Adanya stigma yang melekat pada penderita HIV positif membuat mereka malu untuk memeriksakan diri di daerahnya sendiri," tambahnya.

Menurutnya, saat ini sebanyak 23 puskesmas di daerah itu telah bisa melaksanakan pemeriksaan "screening" HIV sehingga penemuan akan bertambah banyak.

"Karena kasus ini seperti fenomena gunung es," ujar dia.

Kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku hidup, kata dia merupakan kunci utama untuk pencegahan penularan penyakit tersebut.

"Serta masyarakat mau secara sadar pula untuk memeriksakan diri," lanjutnya.

Kasus HIV yang ditemukan di daerah itu pada 2017 meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebanyak 300 kasus.

Sementara itu penggiat LSM HIV/AIDS Kelompok Dukungan Sebaya Lentera Minangkabau, Alfitri mengatakan pemahaman yang perlu ditekankan pada mayarakat bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui jabatan tangan, makan bersama atau yang termasuk kegiatan rutin bersama sehari-hari.

Penularan penyakit ini terutama melalui hubungan seksual atau air mani dan cairan vagina, melalui transfusi darah, kemudian dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui, dan pemakaian jarum suntik bergantian pada pengguna penyalahgunaan narkotika.

"Selama ini kuat melekat stigma terhadap penderita HIV/AIDS," katanya.

Oleh karena itu, tambahnya perlu bersama-sama memerangi HIV/AIDS yang merupakan penyakit mematikan, tetapi jangan membenci maupun mendiskriminasi penderitanya.

"Perangi HIV/AIDS, tapi jangan hindari dan benci penderitanya," ujarnya.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018