Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 11 perusahaan Jepang dari berbagai sektor industri mengumumkan kerja sama strategis Japan H2 Mobility (JHyM) guna mempercepat pengembangan pengadaan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hidrogen untuk kendaraan berteknologi fuel cell (FCV) di Negeri Matahari Terbit tersebut.

Kerja sama itu melibatkan 11 perusahaan dari sektor otomotif, energi, perdagangan dan perbankan, demikian keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Toyota Motor Corporation, Nissan Motor Co dan Honda Motor Co mewakili sektor otomotif, JXTG Nippon Oil & Energy Corp, Idemitsu Kosan Co, Iwatani Corp, Tokyo Gas Co dan Air Liquide Japan mewakili sektor energi, Toyota Tsusho Corp sektor perdagangan dan Development Bank of Japan sektor perbankan.

Baca juga: Toyota mulai jual Mirai di Kanada

Baca juga: Pabrikan Jepang keroyokan bangun infrastruktur tenaga hidrogen

JHyM akan membantu rencana penyebaran SPBU hidrogen di seluruh Jepang berdasarkan hasil pertemuan Dewan Kementerian Pemerintah Pusat Jepang tentang Energi Terbarukan, Hidrogen dan Isu Terkait, yang diterbitkan dalam "Strategi Dasar Hidrogen" pada 26 Desember 2017.

Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Jepang, 11 perusahaan inisiator tersebut bergabung untuk merancang kerangka kerja perdana di dunia terkait hidrogen yang tak hanya melibatkan pengembang infrastruktur ataupun pabrikan otomotif, tetapi juga pemodal, disatukan kesamaan pandangan efektivitas penggunaan hidrogen dan FCV untuk mobilitas masa depan dan pembangunan sosial yang berkelanjutan.

JHyM menargetkan tujuan mereka tercapai dalam 10 tahun mendatang, dengan ambisi membangun 80 SPBU hidrogen di seluruh Jepang pada tahun fiskal 2021 melengkapi rencana pemerintah membangun 160 SPBU hidrogen untuk melayani sekira 40.000 unit FCV pada tahun fiskal 2020.

Baca juga: Mobil hidrogen Honda Clarity mulai didistribusikan di California
Pewarta:
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018