Cilegon, Banten (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan melanjutkan pengembangan program pendidikan vokasi industri dengan meluncurkan lokasi kelima di Kota Cilegon, Provinsi Banten.

"Kami mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang berorientasi pada kebutuhan pasar kerja (demand driven) saat ini, sebagai upaya mewujudkan pelaksanaan revolusi mental, sebagai gerakan nasional membangun kualitas SDM, terutama dalam menghadapi era industri," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Cilegon, Senin.

Menurut Airlangga, pembangunan industri tentu membutuhkan ketersediaan SDM yang kompeten guna memacu produktitivas dan daya saing, apalagi, tenaga kerja industri yang dibutuhkan sekarang semakin spesifik, untuk itu pentingnya pendidikan vokasi dibidang industri.

Program Pendidikan Vokasi yang diluncurkan ini nantinya akan Link and Match�dengan industri melibatkan SMK serta ditujukan untuk memenuhi SDM bagi wilayah DKI Jakarta dan Provinsi Banten.

Pendidikan vokasi tersebut diresmikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani didampingi Menperin Airlangga serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.

Airlangga menjelaskan, peluncuran program pendidikan vokasi menjadi tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi SMK, yang diharapkan agar seluruh SMK di Indonesia ke depannya dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja sesuai kebutuhan industri.

Untuk wilayah DKI Jakarta dan Banten, terdapat 143 perusahaan industri dan 292 SMK yang akan di-link and match-kan.

"Kami memberikan apresiasi karena jumlahnya terus meningkat dan semuanya antusias," katanya.

Baca juga: Pembangunan politeknik kelapa sawit tunggu komitmen industri

Baca juga: RI-Swiss jalin kerja sama pendidikan vokasi industri




Pada kesempatan ini, ditandatangani sebanyak 612 perjanjian kerja sama antara industri dan SMK. Dalam hal ini, satu SMK dapat dibina oleh beberapa industri, sesuai dengan program keahlian di SMK yang terkait dengan sektor industrinya.

Sebelumnya, peluncuran program pendidikan vokasi industri telah dilaksanakan di beberapa wilayah. Tahap pertama, di Jawa Timur, melibatkan 50 industri dan 234 SMK, diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tahap ke-II, di Jawa Tengah, melibatkan 117 industri dan 392 SMK, diresmikan Menperin bersama Mendikbud.

Selanjutnya, Tahap III di Jawa Barat, melibatkan 141 industri dan 393 SMK, diresmikan Presiden Joko Widodo. Dan, Tahap IV, melibatkan 117 industri dan 226 SMK untuk wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau, diresmikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

"Setelah wilayah DKI Jakarta dan Banten ini, peluncuran program vokasi industri akan diteruskan secara bertahap untuk Wilayah Sumatera bagian Selatan (Provinsi Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Lampung), dan Sulawesi Selatan," ujar Airlangga.

Menperin menargetkan, hingga tahun 2019, sebanyak 1.795 SMK yang akan dibina dan dikerjasamakan dengan industri. Hingga lima tahap ini, totalnya sudah sebanyak 1.537 SMK dengan 568 industri, ungkapnya. Sebagai bentuk dukungan perusahaan industri terhadap program pembinaan dan pengembangan SMK yang link and match dengan industri, dalam setiap peluncuran program vokasi industri, selalu dilakukan pemberian bantuan (hibah) peralatan praktik kepada SMK dari beberapa perusahaan industri.

Pada tahap kelima ini, jumlah perusahaan industri yang akan memberikan hibah peralatan sebanyak 35 industri kepada 128 SMK. Selain itu, dilakukan hibah lahan untuk pembangunan Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten dari PT. Chandra Asri Petrochemical kepada Pusdiklat Kemenperin.

Pewarta: Susmiyatun Hayati & Ganet Dirgantara
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018