Wina (ANTARA News) - Kegagalan perjanjian tahun 2015 antara Iran dan negara adidaya untuk membatasi program nuklir Teheran akan menjadi "kerugian besar", kata Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA).

Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano pada Senin (5/3) mengatakan bahwa Iran sampai hari ini "menjalankan komitmen terkait nuklirnya" berdasarkan kesepakatan tersebut.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengkritik keras kesepakatan nuklir Iran. Pada Januari dia menetapkan tenggat waktu 120 hari bagi anggota parlemen AS dan sekutunya di Eropa untuk "memperbaiki" kesepakatan tersebut atau menghadapi penarikan diri AS.

Dalam pidato pembuka pertemuan dewan gubernur IAEA, Amano mengatakan bahwa kesepakatan tersebut "memberikan manfaat signifikan bagi proses verifikasi" dan bahwa jika perjanjian itu sampai "gagal, maka akan sangat merugikan bagi verifikasi nuklir dan multilateralisme."

Bulan lalu, laporan IAEA menunjukkan Iran mematuhi ketentuan dalam perjanjian nuklir tersebut. Amano juga mengatakan para inspektur memiliki "akses ke seluruh situs dan lokasi yang perlu kami datangi" menurut siaran kantor berita AFP.

Dia menambahkan IAEA telah meminta "klarifikasi lebih lanjut" mengenai pemberitahuan yang disampaikan Iran pada Januari tentang niat untuk membangun "propulsi nuklir angkatan laut" di beberapa titik di masa depan.(mr)

 

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018