Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan pengembangan peternakan sapi perah dapat mengurangi ketergantungan bahan baku susu impor sehingga menghemat devisa. 

Upaya ini dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi nasional dengan menggerakkan sektor-sektor strategis domestik sesuai amanat Nawacita. 

"Kami menargetkan suplai bahan baku susu segar meningkat jadi 41 persen tahun 2022, dengan kualitas semakin baik," kata Airlangga melalui keterangan resmi diterima di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, dari segi off-farm atau proses komersialisasi hasil-hasil budi daya pertanian, terdapat lebih dari 60 industri pengolahan susu yang beroperasi di Indonesia. Namun saat ini ada 14 perusahaan yang telah bermitra dengan peternak sapi dalam negeri. 

Airlangga menyampaikan hal itu pada peresmian peternakan sapi perah PT Greenfields Indonesia di Blitar, Jawa Timur.

Pasokan bahan baku susu segar dari para peternak sapi perah lokal hanya mampu mencukupi 852 ribu ton per tahun atau sekitar 23 persen, sedangkan kebutuhan bahan baku susu segar untuk industri pengolahan susu dalam negeri sebesar 3,7 juta ton pada tahun 2016.

"Karena bahan bakunya belum bisa dipasok dari domestik, sisanya masih diimpor dalam bentuk skim milk powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Jadi, masih banyak ruang bagi mereka yang ingin berinvestasi untuk memperdalam struktur industri pengolahan susu di Indonesia," papar Airlangga.

Dalam mengatasi kondisi tersebut, Menperin mengatakan, pihaknya terus mendorong industri pengolahan susu di dalam negeri untuk semakin meningkatkan komitmen investasinya. 

Kemenperin telah mengusulkan pemberian insentif fiskal bagi sektor-sektor industri yang menyerap banyak tenaga kerja sehingga akan berkontribusi dalam menumbuhkan sektor manufaktur dan perekonomian nasional. 

CEO AustAsia Dairy Group Edgar Collins mengatakan, dengan beroperasinya peternakan yang kedua ini, akan terjadi peningkatan produksi susu segar dalam negeri secara signifikan serta memperkokoh posisi Greenfields sebagai produsen susu segar nomor satu di Indonesia.  

"Kami juga ingin memperkenalkan praktik peternakan sapi perah moderen sebagai model untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas dari susu segar dalam negeri," jelasnya.

Edgar Collins menambahkan, pihaknya sedang membangun Greenfields Dairy Institute Foundation yang akan melatih lebih dari 800 peternak sapi perah setiap tahunnya untuk meningkatkan keterampilan mereka agar mampu meningkatkan produktivitas. 

"Hal ini tentunya akan meningkatkan pendapatan mereka," imbuhnya.

Sejak tahun 2000 Greenfields telah menjadi ekportir besar produk susu segar dari Indonesia. Saat ini sekitar 20 persen produksinya diekspor ke negara-negara seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, Brunei, Filipina, Myanmar dan Kamboja. 
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018