Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, melemah 13 poin menjadi Rp13.769 dibanding posisi sebelumnya Rp13.756 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa dolar AS melanjutkan penguatan terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia, termasuk Rupiah seiring meningkatnya minat pelaku pasar pada aset berdenominasi dolar AS.

"Minat pada dolar AS ditopang kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat bertenor 10 tahun," katanya.

Ia menambahkan bahwa indeks peluang kenaikan suku bunga The Fed yang diprediksi hingga tiga kali pada 2018 ini turut memicu permintaan dolar AS meningkat.

Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi dolar AS relatif terbatas menyusul kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengenakan tarif untuk impor baja dan aluminium, situasi itu dapat memicu peluang terjadinya perang dagang dengan mitra strategisnya, seperti Tiongkok dan negara-negara Eropa.

Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan bahwa pergerakan nilai ukar rupiah masih dipengaruhi oleh sentimen kenaikan suku bunga The Fed yang sedianya akan dilakukan pada Maret ini dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

"Diharapkan sentimen mengenai fundamental ekonomi Indonesia yang kondusif menarik minat investor untuk tetap masuk ke dalam negeri sehingga menjaga fluktuasi rupiah tetap stabil," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (6/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.750 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.740 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018