Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terus melengkapi berbagai fasilitas penunjang penelitian demi mendukung para peneliti untuk lebih berprestasi, khususnya peneliti perempuan.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati di Jakarta, Kamis mengatakan dengan melengkapi fasilitas penelitian seperti laboratorium akan semakin mempermudah kerja mereka, ini akan semakin menambah semangat untuk berprestasi.

Cara ini, menurut dia, dilakukan juga untuk menarik para perempuan-perempuan Indonesia lainnya mau berkiprah menjadi peneliti. Bahwa menjadi peneliti itu menyenangkan.

Peneliti-peneliti perempuan LIPI sama dengan peneliti lainnya juga terus didorong untuk menaikkan jenjang pendidikannya.

"Kami minta mereka menonjolkan bidang kepakarannya. Dan kebetulan ada pula bidang unik karena meneliti yang memang tidak ada di negara lain," katanya.

Dia mengatakan individu peneliti Indonesia sebenarnya tidak kalah di luar negeri dan bahkan banyak yang lebih dikenal di luar negeri dibanding di dalam negeri.

"Karena itu kita harus bangga dengan perempuan Indonesia," katanya.

Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI Siti Nurul Aisyiyah Jenie yang juga penerima LOREAL-UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards 2017 kategori Material Sciences menghasilkan deteksi kanker dengan silika alam Indonesia.

Ia mengatakan apa yang dibutuhkannya untuk melakukan penelitian adalah pendanaan dan jejaring yang kuat untuk kolaborasi penelitian. Jejaring yang kuat dan rekan yang memiliki visi sama sangat membantu dalam melakukan penelitian untuk menghasilkan publikasi internasional hingga paten.

Saat ini, ia mengaku puas karena memiliki rekan dan jejaring yang memang memiliki visi yang sama dalam melakukan penelitian. Ini pula yang membuat dirinya lancar melakukan penelitian dan berprestasi.

Sedangkan peneliti pada Pusat Penelitian Fisika LIPI Yuliati Herbani yang juga penerima LOREAL-UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards 2017 kategori Engineering Sciences telah menghasilkan terapi kanker dari kunyit. Dirinya mengaku tidak memiliki kendala dalam menjalankan pekerjaannya sebagai peneliti.

Menurut dia, sama saja seperti perempuan kebanyakan hal yang terkadang memberatkan hanya saat harus meninggalkan keluarga untuk bertugas. Namun dengan komunikasi yang baik dan pengertian dari suami, semua pekerjaannya berjalan baik.

Ia bersyukur karena memiliki pimpinan yang kebetulan juga seorang perempuan yang menginspirasi peneliti-peneliti lain untuk lebih berprestasi. Kemampuan untuk membagi waktu antara meneliti dan menjalankan tugas domestik sebagai ibu rumah tangga dicontohkan dengan baik oleh pimpinan.

Sementara itu, peneliti Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Sri Rahayu juga merupakan perempuan peneliti yang berprestasi yang dimiliki LIPI yang telah mempublikasikan dua spesies baru yakni Hoya undulata SRahayu & Rodda dan Hoya rintzii Rodda, Simmonsson & Srahayu.

Selain itu dirinya juga memiliki tiga paten atau PVT (PVT Aeschynanthus "Soedjana Kassan", PVT Aeschynanthus "Mahligai", dan PVT Hoya "Kusnoto"). Salah satu hasil risetnya adalah penemuan begonia jenis baru.
 

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018