Starnberg, Munchen (ANTARA News) - Presiden RI ketiga Prof BJ Habibie dirawat di Kota Starnberg, di wilayah Bayern yang terletak disisi Danau Starnberg, arah barat daya kota Munchen, Jerman.

Minggu siang, Antara sempat menyambangi Residence Starnberg, semacam paviliun di mana Prof Habibie dirawat.

Paviliun di Residence Starnberg memberikan privasi dan kenyamanan hotel bintang empat yang dilengkapi dengan fasilitas rumah sakit layanan penuh. Saat itu, Habibie sudah diizinkan makan di luar bersama sang cucu. Dia sedang bercengkerama dengan sang cucu Felicia, dan anak menantunya Widya Habibie, istri Thareq Habibie.

Baca juga: Kebocoran katup jantung yang dialami Habibie faktor usia

Tidak sulit untuk mengetahui di mana Habibie menjalani perawatan. Residence Starnberg adalah gedung dua lantai yang berbentuk apartemen lengkap dengan bagian penerima tamu resepsi, lift dan ruang makan yang menyediakan mesin pembuat kopi serta restauran.

Di ruang utama Residence Starnberg terdapat beberapa benda seni seperti patung yang dijual dengan harga ribuan Euro. Ada juga berbagai foto kegiatan yang ditujukan bagi para penghuni atau mereka yang berada dalam perawatan.

"Beliau ada di gedung sebelah," ujar petugas informasi di Klinik Starnberg, saat Antara bertanya apakah bisa menemui Presiden RI ketiga yang sedang dalam perawatan.

Kondisi Habibie sudah mulai membaik, seseorang di sana mengatakan demikian.

"Bapak sudah bisa jalan-jalan sore sekali kali di sekitar komplek klinik," kata seorang pria yang tak mau disebutkan namanya saat ditanya tentang kondisi Habibie usai mendapat pemeriksaan oleh para ahli penyakit jantung.

Tim dokter kepresidenan yang dikirim Presiden Joko Widodo senantiasa mendampingi Prof Habibie selama perawatan di sana, namanya dr Lukman Hakim Makmun. Dia adalah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari tim dokter kepresidenan yang berada di Munich Jerman sejak 4 Maret lalu untuk memantau kondisi kesehatan Habibie.
 


Baca juga: Jokowi kirim dokter kepresidenan untuk Habibie

Menurut staf rumah tangga Prof Habibie, awalnya ahli pesawat terbang itu merasa sulit bernapas, sakit jantung, namun itu bukan berita baru karena Prof Habibie juga sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit.

"Tidak ada yang istimewa dan yang perlu dikhawatirkan dan kondisi bapak saat ini cukup baik," ujarnya.

Hal ini dibuktikan dengan kondisi kesehatan semakin pulih. Bahkan dokter sudah mengizinkan Habibie untuk melakukan makan siang di luar Rumah Sakit, kata Direktur Eksekutif The Habibie Center, Rahimah Abdulrahim (Ima), Minggu (11/3). Dia juga menampilkan foto Habibie didampingi menantu dan cucunya.

Memasuki minggu kedua Maret, kondisi Habibie terus membaik. Hingga Minggu (11/3), selang infus pun sudah bisa dilepas setelah hampir dua pekan sejak 27 Februari lalu dirawat, menurut informasi yang disampaikan The Habibie Center melalui akun Instagram setelah mendapat kiriman foto dari menantu Habibie Widya Thareq.

"Alhamdulillah berkat doa dari Presiden dan seluruh rakyat Indonesia, Bapak (BJ Habibie) untuk pertama kalinya sejak 27 Februari diopname sudah diizinkan keluar bersama keluarga," tulis unggahan the Habibie Center Minggu, Minggu (11/3) dinihari.

Baca juga: Artikel - Dokter pilihan Presiden untuk BJ Habibie

kota wisata

Daerah Starnberg menjadi kota wisata dengan danau Starnberg menjelang musim panas meskipun dari kejauhan masih nampak sisa-sisa salju banyak wisatawan dari Munchen berlibur ke kota yang hanya berpenduduk pada tahun 2005 berjumlah 23.115 jiwa menurut catatan mempunyai luas sebesar 61,77 km.

Keluar dari stasiun Starnberg, tampak dari kejauhan danau dan rumah peristirahatan di mana pengunjung menikmati keindahan senja hari sambil menatap gunung di kejauhan dan bersihnya air danau dengan pohon pinus yang terlihat sepanjang jalan bahkan Antara juga melihat lapangan golf yang tidak terlalu besar.

Starnberg pertama kali dikenal pada tahun 1226 dengan nama Aheim am Wrmsee sedangkan Starnberg berada di jantung wilayah negeri lima danau yang merupakan tujuan populer para wisatawan dari Munchen.

Baca juga: Kondisi Habibie membaik

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018