Jakarta (ANTARA News) - Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain melalui penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,58 juta orang atau menyumbang 21,2 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.

Demikian disampaikan Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono.

“Industri TPT kita juga berkontribusi 1,07 persen terhadap PDB nasional, dan mencatatkan nilai investasi hingga Rp10,19 triliun pada tahun 2017,” kata Sigit melalui keterangannya di Jakarta, Senin.

Menurutnya, industri TPT nasional sedang membutuhkan tenaga kerja terampil yang cukup banyak seiring dengan adanya ekspansi dan investasi baru.

“Misalnya di Boyolali, perusahaan tekstil lagi mencari tenaga kerja lebih dari 5.000 orang. Di samping itu, industri TPT kita tahun lalu mampu tumbuh 3,45 persen, melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya yang minus satu persen,” ungkapnya.

Selanjutnya, tambah Sigit, industri TPT juga penghasil devisa negara yang signifikan dari nilai ekspor TPT sebesar 12,59 miliar dolar AS atau 10,1 persen dari total ekspor manufaktur tahun 2017.

Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, industri TPT merupakan salah satu sektor andalan karena berorientasi ekspor dan padat karya serta diprioritaskan dalam pengembangannya agar semakin berkinerja positif dan berdaya saing global.

Sigit menambahkan, industri TPT mulai memanfaatkan teknologi produksi terkini. Misalnya, di sektor hulu, proses pembuatan bahan baku yang dapat menciptakan serat generasi baru, seperti nano fiber untuk pakaian olahraga, serta bio fiber atau synthetic spider silk.

Pada sektor industri antara, mulai menggunakan multimaterial, dengan prosesnya yang dikendalikan dengan sistem sensor dan integrated grinding system.

”Sedangkan di sektor hilir, pada produksinya sudah dilakukan pembuatan prototipe secara cepat untuk desain khusus atau pengukuran dan pembuatan prototipe secara digital,” papar Sigit.

Sementara itu, lanjutnya, untuk perluasan pasar ekspor, penjualan dan jaringan pemasarannya telah menggunakan RFID untuk logistik sehingga meningkatkan transparansi dan akurasi dalam inventarisasi.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018