Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menargetkan pada 2018 sektor pariwisata Indonesia setidaknya bisa meraih 50 penghargaan tingkat internasional sebagai upaya memantapkan posisi brand Wonderful Indonesia di tingkat dunia.

"Tahun ini kami menargetkan 50 awards internasional, sedangkan sepanjang 2018 hingga Maret ini, sudah 24 awards diraih, yang terakhir di ITB Berlin beberapa waktu lalu," kata Menpar Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Ia berharap dengan memperoleh penghargaan internasional itu akan meningkatkan peringkat Indonesia terutama dalam hal rangking brand, selain juga alam dan budaya.

Di samping itu, penghargaan yang didapat diharapkannya akan mendongkrak level 3C yakni confidence atau rasa percaya diri (internal), credible atau semakin dipercaya orang karena berkredibel (eksternal), dan calibration atau berstandar global.

Baca juga: Anjungan "Wonderful Indonesia" raih penghargaan di AS

"Bangsa Indonesia bisa memenangkan persaingan. Sebelumnya, pariwisata kita tidak dianggap, tetapi sekarang sangat dianggap. Jadi kita kalau berbicara pariwisata di luar negeri tidak perlu minder, terlebih di ASEAN kita sudah diakui," kata Arief.

Hal ini, kata dia, terlihat dari branding Wonderful Indonesia, yang sebelumnya tidak tercatat dalam peta dunia, kini berada di ranking 47 dunia mengalahkan Truly Asia (Malaysia) dan Amazing (Thailand) masing-masing berada di posisi 83 dan 97 dunia.

Menpar mengatakan ada Top 10 Award dengan kategori diamond yang akan disasar yakni kategori yang dikeluarkan dari lembaga-lembaga resmi dunia antara lain United Nation-World Tourism Organization (UNWTO), The World Legacy Awards (WLA), ASEAN Tourism Association (ASEANTA), The World Travel & Tourism Council (WTTC), dan Travel FilmFest (TRAFF).

Baca juga: Labuan Bajo dapat award tujuan wisata terfavorit internasional

"Kita harus tahu lima kategori award yakni diamond, platinum, gold, silver, dan bronze dari lembaga resmi dunia itu. Kita fokusnya harus jelas," kata Arief.

Menpar menjelaskan, untuk mencapai target itu banyak hal yang harus dipersiapkan dengan mengandalkan berbagai sumber yang ada antara lain atraksi, alam, budaya, serta manajemen pemasaran.

"Terkait atraksi saya tidak khawatir karena atraksi kita bagus-bagus misalnya wisata bahari, kita selalu menang terus, terkait manajemen di marketing kita kuat, tetapi kita lemah di environmental sustainability seperti isu sampah, kita lemah dan infrastruktur juga masih lemah sehingga harus memahami posisi tersebut sehingga tahu mana yang harus diperkuat," katanya.

Baca juga: Kunjungan wisatawan mancanegara 2017 melonjak 21,88 persen

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018