Frankfurt (ANTARA News) - Industri mobil Jerman merupakan investor kendaraan listrik terbesar di dunia, menurut penelitian yang dipublikasikan pada Senin (12/3) waktu setempat.

Selama dua tahun terakhir, produsen mobil Jerman Volkswagen, Daimler dan BMW mengumumkan investasi senilai 4,7 miliar euro (sekitar Rp79,7 triliun) untuk mobil listrik di seluruh dunia, menurut penelitian yang dilakukan konsultan EY.

Angka itu jauh melampaui 335 juta euro (sekitar Rp5,68 triliun) yang diinvestasikan oleh manufaktur Amerika Serikat (AS) dan hanya 19 juta euro (sekitar Rp322,4 miliar) dari perusahaan Jepang.

Investasi yang diumumkan 16 manufaktur terbesar di dunia selama dua tahun terakhir itu menyebutkan bahwa Jerman merupakan destinasi terbesar dengan 3,2 miliar euro (sekitar Rp54,3 triliun) yang dikucurkan ke industri mobil listrik.

Anga itu jauh lebih banyak dibandingkan 990 juta euro (sekitar Rp16,8 triliun) yang dialokasikan China atau 887 juta dolar Amerika (sekitar Rp12,2 triliun) di AS.

"Mobil bertenaga listrik akan berkembang cukup pesat dalam jangka menengah," yang memaksa produsen mobil terus meningkatkan belanja teknologi, kata spesialis industri mobil EY Peter Fuss seperti dilansir AFP, Selasa.

Seperti di tempat lain di seluruh dunia, produsen mobil Jerman memiliki banyak model mobil listrik dan hibrida yang akan diluncurkan dalam beberapa tahun mendatang.

China sebagai pasar mobil terbesar di dunia baru memulai kendaraan listrik pada tahun depan dengan kuota yang ketat untuk "kendaraan energi terbaru" dengan hitungan persentase dari total penjualan mereka.

Di Eropa, tekanan pada industri otomotif meningkat setelah serangkaian skandal, termasuk pengakuan VW pada 2015 dalam kasus memanipulasi emisi diesel.

Volkswagen menghabiskan hampir dua miliar euro untuk mengonversi dua pabrik di Jerman menjadi manufaktur mobil listrik, sementara Daimler sebagai pembuat Mercedes-Benz tengah merencanakan pabrik baterai di Amerika Serikat.

 
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2018