Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) belum mempertimbangkan untuk menambah atlet-atlet pemusatan latihan nasional Asian Games dari total 16 atlet utama yang telah mempunyai surat keputusan pelatnas.

"Pendanaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga hanya mencukupi untuk 16 atlet. Jika kami ingin menambah lagi, kami harus ajukan ke kementerian dan kami tidak dapat memastikan persetujuan tambahan atlet itu," kata Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M. Tanjung di sela-sela pelatnas di Stadion Madya, Senayan, Selasa.

Indonesia, lanjut Tigor, akan turun pada 12 dari 48 nomor perlombaan Asian Games 2018 dengan keikutsertaan 16 atlet nasional itu.

"Korea Selatan, ketika jadi tuan rumah Asian Games 2014 turun pada semua nomor perlombaan. Tapi mereka tidak dapat medali emas. Kami masih beruntung dapat satu medali emas," kata Tigor.

Meskipun belum mempertimbangkan untuk menambah nomor pertandingan, PB PASI telah mengubah susunan atlet pelatnas Asian Games terutama pada nomor lari estafet 4x100 meter putra.

"Nomor lari estafet itu menarik karena menyatukan empat atlet lari meskipun tidak semua atlet berlari 100 meter," kata Tigor.

Dalam susunan nomor lari estafet 4x100 meter putra, PB PASI menempatkan atlet muda Lalu Muhammad Zohri dan menarik Iswandi dari tim.

Sementara, Ketua Umum PB PASI Mohammad Hasan mengatakan pertimbangan untuk menurunkan atlet-atlet nasional bukan hanya terkait jumlah atlet ataupun pendanaan melainkan juga peluang meraih medali.

"Bukan karena kita menjadi tuan rumah dan kesempatan untuk mencari pengalaman. Lebih baik, kita benahi pembinaan dasar dengan penyediaan sarana latihan," kata Hasan.

Kejuaraan nasional atletik yang akan berlangsung pada 6 Mei di Stadion Madya, Senayan, juga tidak lantas menjadi ajang penambahan atlet-atlet Asian Games atletik bagi PB PASI.

PB PASI justru fokus untuk menyatukan lokasi pelatnas di Stadion Madya jelang Asian Games setelah lokasi latihan atlet-atlet mereka tersebar di sejumlah lokasi menyusul renovasi Stadion Madya.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018