Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menyebutkan isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) masih menjadi ancaman stabilitas selama pemilihan kepala daerah serentak.

"Isu SARA ini akan berpotensi terjadinya konflik horizontal di tengah masyarakat. Pengalaman di Pilkada DKI Jakarta lalu memperlihatkan perlu diwaspadainya isu SARA yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam Forum Komunikasi Pimpinan Lemhannas RI dengan Pemimpin Redaksi Media Massa di Gedung Lemhannas, Jakarta, Rabu.

Agus mengatakan masyarakat perlu mewaspadai pihak-pihak yang ingin mengganggu stabilitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta arif dan bijak dalam menyikapi perbedaan selama pemilihan kepala daerah.

"Kerukunan, soliditas, kesatuan dan persatuan seharusnya menjadi nilai-nilai kebangsaan yang harus dijunjung tinggi semua pihak," katanya.

Lemhanas juga mengapresiasi pengungkapan penyebaran berita bohong.

"Kita apresisiasi tindakan Polri atas pengungkapan kelompok penyebar hoaks. Meski, kebohongan itu sudah terjadi dari dulu, karena terjadi ketidakberimbangan informasi," kata Agus, menambahkan bahwa membesarkan dan memanipulasi fakta adalah kebohongan.

Gubernur Lemhannas menekankan bahwa keberimbangan dalam pemberitaan media arus utama penting untuk mendukung stabilitas selama pemilihan kepala daerah 2018 maupun pemilihan presiden 2019.

Baca juga:
BIN tengarai isu SARA marak selama tahun politik
Penggunaan isu SARA dalam pemilu kemunduran demokrasi

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018