Ulanbator (ANTARA News) - Musim dingin menggigit di Mongolia menewaskan lebih dari 700.000 hewan ternak pada tahun ini, yang tertinggi sejak 2011, kata data negara tersebut.

Mongolia mengalami musim dingin dikenal dengan nama dzud, yang terjadi ketika gabungan salju dan temperatur sangat rendah membuat hewan kesulitan bertahan hidup.

"Saya pernah melihat kuda membeku saat masih berdiri," kata pedagang ternak di Ulanbator, Ganbaatar Burja (38).

"Dzud pada tahun ini sangat tajam," kata Burja.

Angka kematian ternak sebanyak 709.000 sepanjang dua bulan pertama tahun ini adalah kenaikan lima kali lipat dari masa sama tahun lalu, kata data dari Kantor Statistik Nasional Mongolia.

Musim dingin di Mongolia menghancurkan pendapatan ribuan peternak dan memaksa mereka pindah ke ibu kota, Ulaanbaatar, untuk mencari pekerjaan.

Burja pindah ke ibu kota tiga tahun lalu karena dzud.

Secara keseluruhan, 66 kabupaten yang tersebar di 12 provinsi kini harus bertahan menghadapi dzud, sementara hujan salju menyelimuti setengah dari wilayah negara, kata Badan Penanganan Bencana Nasional pada pekan lalu.

Pemerintah hingga kini tidak menetapkan bencana nasional.

Tuyaa Chimedbaldir, seorang pejabat dari Badan Penanganan Bencana, mengatakan bahwa mengingat musim dingin akan berakhir, angka total kematian diperkirakan tidak akan setinggi pada 2009-2010 saat 9,7 juta hewan ternak mati.

"Pada tahun ini, pemerintah telah bekerja keras untuk mencegah dan mengurangi resiko dari dzud," kata dia.

Meski demikian, sejumlah pengamat memperingatkan bahwa dzud masih berpotensi menewaskan lebih banyak hewan, terutama mengingat kekeringan yang melanda 70 persen wilayah Mongolia pada musim panas tahun lalu membuat banyak hewan ternak kekurangan makanan sehingga lemah dan rentan.

Menurut Palang Merah Mongolia, ribuan keluarga tidak mampu menyediakan makanan untuk mempertahankan hidup hewan ternak mereka sepanjang musim dingin. Palang Merah sudah menghabiskan 500.000 dolar AS untuk membantu 4.500 keluarga peternak.

"Peternak Mongolia tidak membeli makanan ternak dalam jumlah yang cukup, sehingga musim semi bisa jadi akan menewaskan hewan, yang kelelahan akibat musim dingin menggigit," kata Bayarmaa Chimedtseren, pengawas dari Swiss Agency for Development and Cooperation.

Sekitar 229.000 keluarga di Mongolia bergantung pada peternakan untuk penghasilan mereka. Hingga Desember tahun lalu, hewan ternak berjumlah sekitar 66,2 juta. Demikian Reuters.

Pewarta: SYSTEM
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018