Jakarta (ANTARA News) - Layanan video berbayar Hooq akan menayangkan episode perdana yang diproduksi berdasarkan 6 naskah orisinal terpilih pada 22 Maret 2018. Penayangan ini adalah bagian dari pembukaan HOOQ Filmmakers Guild di mana satu naskah terbaik dari 6 episode perdana akan diproduksi menjadi serial TV penuh.

"Aliansi" adalah naskah asal Indonesia yang punya kesempatan untuk dibuat jadi satu serial penuh. Komedi offbeat karya Muttaqiena Imaamaa ini menggabungkan fiksi ilmiah dengan sentuhan satir untuk menciptakan cerita lucu.

"Aliansi" menceritakan eksekutif kreatif di Jakarta yang bangkrut, kemudian mendapatkan kesempatan untuk bangkit ketika seorang miliarder misterius mendekatinya untuk membuat kampanye iklan yang meyakinkan masyarakat bahwa alien itu nyata. " Episode ini dibintangi oleh Vedie Budiman, Dhanya Hasanudin, Pocut F Kamaral, M Ramdhani, Choki Pardede, Youriche Endine dan Chicco Kurniawan.

Selain "Aliansi", lima episode perdana lainnya adalah Bhak (India), Suay (Thailand), Haunt Me (Singapura), How To Be A Good Girl (Singapura) dan Heaven and Hell (Indonesia).  

Baca juga: HOOQ Filmmakers Guild buat enam serial televisi Asia Tenggara

Enam judul tersebut dipilih dari lebih 500 naskah yang diterima oleh HOOQ selama dua bulan dari seluruh Asia Tenggara. Naskah-naskah yang diterima meliputi beragam genre, dari komedi fiksi ilmiah hingga action-thriller dan supernatural-horor.

Episode perdana tersebut akan dinilai oleh 5 sineas terkemuka Asia, yaitu Mouly Surya dan Nicholas Saputra dari Indonesia, Erik Matti dari Filipina, serta Wasin Pokpong, dan Puttipong Promasakha Na Sakolnakorn dari Thailand. Selain juri profesional, jumlah penonton juga akan menjadi bahan pertimbangan dan akan menjadi salah satu kriteria dalam pemilihan pemenang.  

”Sejak awal, kami kagum dengan kreativitas dan individualitas yang ditunjukkan oleh para seniman berbakat ini melalui naskah orisinal mereka. Kami sangat senang dapat menyaksikan hasil kerja keras mereka. Namun, hanya akan ada satu pemenang, jadi pekerjaan kami tidaklah mudah," ungkap Mouly Surya dalam siaran pers, Kamis.

Peter Bithos, CEO HOOQ, mengatakan, “Kami di HOOQ merasa bangga dengan episode perdana yang telah diproduksi HOOQ Filmmakers Guild. Episode-episode ini adalah bukti dari kualitas para sineas dan kisah-kisah unik dari seluruh Asia Tenggara. Akan sangat sulit untuk memutuskan naskah mana yang akan dibuat menjadi serial TV penuh!"

Diluncurkan pada Juni 2017, HOOQ Filmmakers Guild merupakan program tahunan yang dirancang untuk mencari orang-orang yang berbakat di dunia film di Asia namun tidak memiliki kesempatan untuk mewujudkannya. 

Masing-masing dari ke-6 naskah tersebut menerima dana sebesar 30.000 dolar AS untuk memproduksi episode perdana.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018