Sydney, Australia (ANTARA News) - Para pemimpin dari negara ASEAN dan Australia memulai rapat pleno dalam ASEAN-Australia Special Summit 2018 yang diadakan di Sydney.

"Selama 50 tahun terakhir, ASEAN menggunakan pengaruhnya untuk membangun perdamaian, mendorong kerja sama ekonomi dan mendukung ketertiban kawasan, dan kami berkomitmen penuh ada di belakang ASEAN untuk menjaga perdamaian yang merupakan hak semua bangsa," kata Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, di International Convention Center, Sydney, Sabtu.

Turnbull lalu mengutip pernyataan mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, yang mengatakan "Kami ingin suatu kawasan dimana ikan besar tidak memakan ikan kecil dan ikan kecil memakan udang, suatu kawasan dimana semua orang dengan berbagai latar belakang dihormati kedaulatannya dan dapat menentukan keputusan mereka sendiri".

"Kepentingan kami adalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja dan agen-agen keamanan kami dapat menjaga kita aman dari teroris dan ancaman lain sehingga kita perlu bekerja sama dan merekatkan hubungan para pelajar, komunitas, institusi pendidikan, olahraga dengan prinsip saling menguntungkan," jelas Turnbull.

Dalam pleno juga akan dibicarakan mengenai ancaman keamanan termasuk yang berasal dari Korea Utara.

Sementara PM Singapura, Lee Hsien Loong, mengatakan antara ASEAN dan Australia berbagi nilai yang sama seperti perdagangan bebas, kerja sama multilateral dan menaati aturan.

"Kerja sama komprehensif kita berdasarkan tiga pilar Komunitas ASEAN untuk merekatkan hubungan antar masyarakat dengan pertukaran pelajar, pelaku usaha dan wisatawan," kata Lee.

Sedangkan di bidang keamanan, Australia dinilai juga sudah menjadi mitra strategis jangka panjang dan akan masuk dalam kerja sama baru di bidang keamanan siber.

Para pemimpin yang hadir dalam pleno adalah Perdana Menteri Laos, Thongloun Sisoulith, Presiden Indonesia, Joko Widodo, Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, Sultan Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-cha, Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Vietna, Nguyen Xuan Phuc, Menteri Luar Negeri Filipina, Alan Peter Cayetano, pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak. 

Pewarta: Desca Natalia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018