Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2018 tidak akan lebih tinggi dari pencapaian periode sama tahun 2017 yang tercatat 5,01 persen.

"Mungkin tidak lebih tinggi dari tahun lalu," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Senin.

Darmin mengatakan salah satu alasan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2018 tidak lebih tinggi adalah karena adanya pergeseran masa panen dari Maret ke April, sehingga kontribusi sektor pertanian sedikit menurun dari periode triwulan I-2017.

"Tahun ini kayaknya April puncak panennya, sehingga mungkin saja (kontribusi) pertanian akan lebih lambat. Karena panennya justru keluar April, maka puncak panennya di kuartal dua, bukan kuartal satu, seperti tahun lalu," jelas Darmin.

Menurut Darmin, masa panen yang bergeser dari Maret ke April, membuat pemerintah harus menyiagakan pasokan beras pada triwulan I-2018 agar harganya tetap stabil dan pasokannya terjaga, terutama untuk persiapan menjelang Puasa pada Mei 2018.

"Sekarang saja harga beras belum turun, sehingga kita harus `all out`, supaya turun sebelum puasa. Kita harus ambil langkah satu atau dua minggu agar harganya kembali lagi," ujar Darmin.

Selain itu, Darmin memperkirakan pertumbuhan kredit yang belum sepenuhnya membaik pada triwulan I-2018 ikut memberikan pengaruh terhadap kinerja lapangan usaha di berbagai sektor ritel dan kontribusi terhadap perekonomian pada periode ini.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lapangan usaha sektor pertanian tumbuh positif sebesar 7,12 persen pada triwulan I-2017 karena masa panen terjadi lebih cepat pada Maret 2017.

Pencapaian sektor pertanian ini lebih baik dari triwulan I-2016 yang hanya tumbuh 1,47 persen karena masa panen pada periode tersebut terganggu oleh adanya fenomena El Nino dan La Nina.

Seluruh sub sektor di pertanian mengalami pertumbuhan positif pada triwulan I-2017, kecuali komoditas hortikultura.

Pencapaian tertinggi terjadi pada tanaman pangan yang tumbuh 12,96 persen karena adanya percepatan penanaman padi sejak akhir 2016 yang didukung oleh perluasan lahan tanam, curah hujan tinggi dan bantuan alat produksi.

Sektor pertanian pada triwulan I-2017 merupakan salah satu lapangan usaha yang tumbuh tinggi selain informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,1 persen, jasa lainnya 8,01 persen, transportasi dan pergudangan 7,65 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,13 persen.

Baca juga: BI: ekonomi triwulan pertama tumbuh lebih dari 5,01 persen
Baca juga: BPS catat pertumbuhan ekonomi 5,07 persen tertinggi sejak 2014

Pewarta: Satyagraha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018