Singaraja (ANTARA News) - Bangkai paus sperma dengan panjang sekitar 15 meter, dengan bobot sekitar 10 ton terdampar di Pantai Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali, dan menjadi tontonan warga setempat yang tinggal di dekat pantai tersebut.

"Ratusan warga berdatangan untuk menyaksikan bangkai ikan paus jenis sperma dengan kelamin betina terdampar di pesisir Pantai Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, sekitar pukul 09.30 WITA," kata Kasat Pol Airud Polres Buleleng, AKP I Putu Aryana di Singaraja, Senin.

Ia mengatakan, paus sperma dalam ukuran raksasa itu menjadi tontonan masyarakat, karena masyarakat setempat tidak berhasil menyelamatkan atau mengevakuasi mamalia ukuran besar tersebut.

Penemuan bangkai paus sperma dengan kulit mengelupas dan isi perut terburai itu langsung direspon cepat oleh pihak kepolisian dan pemerintah kabupaten setempat.

Menurut hasil pemeriksaan luar yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng bersama Iwan Setia Budi selaku dosen Undiksha Singaraja, bahwa diperkirakan paus sperma tersebut sudah mati seminggu yang lalu.

"Ikan paus sperma ini mati sudah seminggu lalu, bisa dilihat pada bagian perut ikan paus terbuka, hancur terburai. Kemungkinan, perut paus terburai dimakan ikan hiu," ujar AKP I Putu Aryana.

Pihaknya akan segera bertindak cepat untuk menarik bangkai paus sperma itu ke tengah laut untuk kemudian ditenggelamkan.

Menanggapi keresahan masyarakat setempat, lantaran bau menyengat yang ditimbulkan dari bangkai mamalia raksasa itu, pihak terkait rencananya akan segera menarik bangkai paus sperma itu ke tengah laut untuk ditenggelamkan.

Karena itu, Kasat Pol Airud Polres Buleleng, AKP I Putu Aryana membenarkan rencananya untuk menarik dan menenggelamkan bangkai paus sperma itu ke tengah laut dengan bantuan perahu nelayan, karena penduduk lokal merasa resah dan terganggu aktivitasnya oleh bau amis yang cukup menyengat dari bangkai paus tersebut.

Baca juga: Paus sperma terdampar di Pelabuhan Jangkar berhasil diselamatkan ke laut lepas
Baca juga: Mengapa paus sering terdampar?

Pewarta: Krishna Arisudana dan I Made Bagus Andi Purnomo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018