Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menyebut pangsa pasar industri makanan dan minuman tumbuh mencapai 9,23 persen pada 2017, meningkat 0,77 persen dibandingkan tahun 2016. 

Industri ini bahkan menjadi penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) industri non migas yakni 34,33 persen pada tahun 2017, menjadikannya berperan besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

"Peranan tersebut juga dapat dilihat dari sumbangan nilai ekspor produk makanan dan minuman termasuk minyak kelapa sawit pada tahun 2017 yang mencapai US$ 31,7 Miliar, mengalami neraca perdagangan yang positif bila dibandingkan dengan impor produk makanan dan minuman pada periode yang sama sebesar US$ 9,6 Miliar," ujar Airlangga dalam seminar soal Strategi dan Inovasi Sektor Pangan: Menjawab Tantangan Era Ind)ustri 4.0 di Jakarta, Rabu. 

Industri makanan dan minuman juga berkembang dari sisi realisasi investasi yakni Rp 38,54 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar US$ 1,97 Miliar. 

Capaian ini menjadikan sektor makanan dan minuman sebagai salah satu dari lima industri prioritas dalam percepatan implementasi industri 4.0 sekaligus andalan. 

"Kami di level ASEAN sudah berbicara dengan Menteri Luar Negeri maupun Perdana Menteri Singapura bahwa kedepannya Food & Beverages ini andalan untuk industri ke depan, masuk dalam pengembangan digital ekonomi, " kata dia. 

"Oleh karena itu kita memerlukan satu standar yang sifatnya internasional. Standar internasional ini didudukan saja harmonisasinya pada Food & Innovation Center. Dengan punya standar internasional mengenai foods security, mengenai standar sehat yang sudah harmonis, maka barang ini bisa diperdagangkan di wilayah ASEAN bahkan Australia," sambung Airlangga. 

Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018