Pekanbaru (ANTARA News) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Pekanbaru mengungkap hasil uji laboratorium bahwa ada tiga produk impor ikan makarel kaleng yang terbukti mengandung cacing, sehingga harus segera ditarik dari peredaran dan masyarakat agar tidak mengonsumsinya.

"Ada tiga produk ikan makarel, yaitu merek IO, Farmer Jack, dan HOKI," kata Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Pekanbaru, Muhammad Kashuri, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

BBPOM Kota Pekanbaru langsung bergerak cepat setelah beredar luasnya video dan foto di media sosial dari kiriman warga pada pekan lalu, yang menunjukan ada cacing di dalam produk ikan kaleng jenis makarel. Menurut Kashuri, kasus pertama mencuat di Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir dan kemudian menyusul kasus serupa di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Ia mengatakan, BBPOM langsung berkoordinasi dengan dinas kesehatan di lokasi tersebut untuk mengambil sampel produk untuk diperiksa di laboratorium. Uji laboratorium tersebut juga dibahas oleh sejumlah ahli, sebelum akhirnya BBPOM Kota Pekanbaru mengungkap hasil pengujian pada produk impor dari Tiongkok itu kepada publik.

"Artinya, terkonfirmasi memang benar ada sejenis cacing, tapi bukan cacing pita seperti yang viral di media sosial. Jadi ada cacing Anisakis species, cantik namanya," kata Kashuri.

Cacing Anisakis sp. adalah parasit yang dapat menimbulkan masalah pada ikan hingga pada manusia, sehingga bila dikonsumsi tanpa dimasak, atau dalam keadaan setengah masak, akan mengakibatkan penyakit. Cacing tersebut ditemukan di dalam kaleng ikan makarel sudah dalam kondisi mati, jadi bukan akibat kerusakan kemasan maupun akibat kedaluwarsa.

"Kemungkinan muncul cacing itu karena pengolahan tidak higienis. Keberadaan cacing tersebut, setelah saya baca beberapa literatur, itu ada sejak awal karena jenis makarel itu kalau pencucian tidak bersih, maka di dalam perutnya kemungkinan ada jenis cacing," ujarnya.

Terkait dampaknya, ia menjelaskan cacing merupakan salah satu sumber makanan sumber protein, yang tentunya bisa sebagai zat alergen atau mengakibatkan alergi kalau dikonsumsi. "Karenanya, pada orang-orang tertentu yang tidak tahan dengan reaksi alergi, kemungkinan menimbulkan alergi bisa mulai gatal-gatal pada kulit. Ini bahayanya kalau yang konsumsi orang yang punya riwayat sakit asma, bisa sesak nafas," katanya.

Ia berharap agar warga tidak panik akan temuan tersebut karena menurutnya, kalau orang dalam kondisi normal tidak ada gangguan apa-apa. Hingga kini pihaknya juga belum menerima laporan ada warga yang sakit setelah mengkonsumsi produk ikan bercacing tersebut.

"Kita imbau masyarakat tak perlu resah. Kalau masih ada ditemukan produk tersebut agar segera laporkan dan jangan mengonsumsinya," katanya.

Ia mengatakan telah mengeluarkan surat peringatan keras dan sanksi kepada importir tiga merk tersebut. Importir harus melakukan penarikan terhadap produk yang masih beredar di pasar, dan akan terus diawasi oleh BBPOM. Ia mengatakan perusahaan importir tersebut berlokasi di Jakarta dan Batam.

Baca juga: Sarden "Farmer Jack" kandung cacing parasit, BPOM minta ditarik dari peredaran
Baca juga: BBPOM: ikan kaleng Mackerel positif mengandung cacing

Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018