Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan  tidak antikritik dan terbuka menerima kritik yang membangun, tetapi pemerintah tidak akan menanggapi kritik yang asal-asalan dan menuduh tanpa landasan.

"Kritik saja tidak ada apa-apa. Bedanya kritik dan hujatan, kritik disampaikan dengan fakta, jangan fitnah," ujar dia menjawab kekhawatiran yang disampaikan mahasiswa dalam acara seminar "Hukum dan Fenomena Media Sosial" di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, Rabu.

Ia mencontohkan, pemerintah pernah difitnah telah membocorkan data pribadi masyarakat yang telah melakukan registrasi dengan menjualnya kepada China, oleh salah satu akun Twitter.

Tuduhan itu dibalasnya dengan penjelasan yang menyanggah tudingan itu. Tuduhan itu sendiri dapat diduga sebagai perbuatan yang dilarang UU ITE.

"Sebagai anak milenial, sampaikan dengan baik. Tidak ada yang baper dengan kritik. Ada beberapa diproses, itu bukan kritik, tetapi pencemaran nama baik," ucap dia.

Ia mengajak mahasiswa tabayun atau mengecek lagi kebenaran saat menerima informasi dari media sosial yang tidak jelas sumbernya, jangan sampai kabar bohong atau fitnah semakin banyak disebar di media sosial.

Beberapa indikasi informasi bohong adalah adanya ajakan untuk memviralkan dan ada keterangan "dari grup sebelah".

Baca juga: Pemerintah dan operator tak bocorkan data pelanggan seluler

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018