... yang membiayai pembangunan di Singapura lewat utang itu adalah sebagian rakyat Singapura sendiri...
Jakarta (ANTARA News) - Ahli ekonomi senior, Faisal Basri, menyanjung pengelolaan utang pemerintah Singapura yang meskipun memiliki rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tinggi namun sebagian besar dibeli rakyat Singapura sendiri.

Dalam konferensi pers di kantor Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Jakarta, Rabu, dia bilang, utang pemerintah Singapura sebagian besar dibeli rakyatnya sendiri lewat Central Provident Fund (CPF).

"Singapura membangun jadi keren dengan utang, dan yang membiayai pembangunan di Singapura lewat utang itu adalah sebagian rakyat Singapura sendiri," ucap dia. Jadi pemerintah Singapura berhutang kepada rakyatnya sendiri dalam mata uangnya sendiri.

Dia menjelaskan, pengelolaan utang di Singapura melibatkan dana pensiun dan jaminan kesehatan dari para pegawai yang bekerja di negara itu.

"Di sana, gaji itu dipotong 30 persen. Itu besar sekali, yang sebagian dibayar karyawan dan perusahaan," ujar dia.

Menurut data Bank Dunia, rasio utang pemerintah terhadap PDB Singapura sebesar 117,2 persen pada 2016. Sementara rasio utang pemerintah terhadap PDB Indonesia tercatat 31,4 persen pada tahun yang sama.

Ia mengatakan, sebagian besar utang pemerintah masih didominasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dikuasai asing, dalam mata uang asing.

"Hal ini tidak apa-apa. Kalau tidak ada gejolak tidak ada apa-apa," ucap Basri.

Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan hingga akhir Februari 2018, sebagian besar utang pemerintah masih didominasi oleh penerbitan SBN yang mencapai Rp3.257,26 triliun atau 80,73 persen dari total utang pemerintah.

Penerbitan SBN sekitar Rp2.359,47 triliun atau 62,62 persen diterbitkan dalam denominasi rupiah serta dalam denominasi valas sebesar Rp897,78 triliun atau 18,11 persen.

Pewarta: Roberto Basuki
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018