Kalau sopirnya sudah pakai pakaian lusuh, itu harus hati-hati
Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menawarkan tips memilih bus pariwisata yang meninggikan keselamatan penumpang yang meliputi dua hal besar, yakni faktor kendaraan dan pengemudi.

"Yang paling mudah adalah melihat kondisi bodi kendaraan tidak keropos, tidak banyak dempulnya," kata Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko dalam diskusi bertajuk "Bijak Memilih Bus Wisata Berkeselamatan" di Jakarta, Kamis.

Kemudian, tapak ban tidak dalam kondisi gundul dengan ketebalan minimum satu milimeter, sistem pengereman (handbrake) berfungsi dengan baik, speedometer dapat mengetahui kecepatan kendaraan, sabuk keselamatan berfungsi dengan baik.

"Berfungsi di sini artinya dihentakan secara tiba-tiba dan tersangkut, maka itu berfungsi dengan baik," kata Haryo.

Selanjutnya, lampu depan, sen, mundur dan parkir berfungsi dengan baik, kaca depan tidak retak. "Karena kalau retak, akan mengganggu jarak pandang pengemudi," kata dia.

Haryo juga mengungkapkan ciri-ciri bus yang baik, yaitu ada kotak P3K, pemukul kaca dan alat pemadam ringan, serta pintu darurat kendaraan dan buku kir masih berlaku atau tidak habis masa kirnya.

Dari faktor pengemudi, penyewa dan pengguna bus pariwisata juga harus memperhatikan ada tidaknya pengemudi cadangan dan pembantu pengemudi serta berpakaian seragam.

"Kalau sopirnya sudah pakai pakaian lusuh, itu harus hati-hati," kata Haryo.

Kemudian, memimpin doa sebelum keberangkatan, sehat jasmani dan rohani ditunjukkan dengan surat keterangan sehat, pergantian antarpemgemudi setiap empat jam sekali.

"Mengapa berdoa ini penting, karena berhubungan langsung dengan Sang Pencipta dan menandakan pengemudi bertanggung jawab atas keselamatan penumpangnya," kata dia.

Selanjutnya, pengemudi beristirahat yang layak tidak dalam kemdaraan, memeriksa pemakaian sabuk keselamatan pada penumpang dan tidak menggunakan ponsel ketika berkendara.
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018