Banyuwangi (ANTARA News) - Pengembangan bawang putih di Banyuwangi ternyata mampu menciptakan lapangan kerja baru, kata seorang kepala desa di Banyuwangi

"Pengembangan bawang mulai 2016 akhir sampai sekarang baru panen sekali ini. Dulu masyarakat di sini kebanyakan bertani sawah, sejak ada bawang putih masyarakat tidak lagi bekerja serabutan," ujar Wahyu Dwi Lestari Istri kepala Desa Taman Sari disela panen bawang putih di Banyuwangi, Kamis.

Kementerian Pertanian memanen bawang putih yang berlokasi di sentra baru pengembangan bawang putih Kabupaten Banyuwangi yang terletak di Dusun Jambu, Desa Tamansari, Kecamatan Licin di kaki Gunung Ijen.

Menurut Wahyu, jumlah warga desa Taman Sari yang bekerja di lahan bawang putih tersebut tidak hanya puluhan, tetapi ratusan. "Hampir semua bertani di sini," ujar dia.

"Bayaran satu minggu sekali. Kata petani di sini seminggu bayaran belum habis sudah dapat bayaran lagi," sambung dia.

Baca juga: Mentan komitmen amankan ketersediaan bawang putih saat Ramadan

Baca juga: Indef: impor bawang putih harus dievaluasi

Baca juga: Mentan panen perdana bawang putih di Banyuwangi


Hal tersebut dikonfirmasi salah seorang petani bawang putih Suminah. Dia yang mengaku bekerja serabutan berkat menjadi petani bawang putih dapat meraup penghasilan Rp35.000 per hari.

Penanaman di lahan hak guna usaha (HGU) milik PT Perkebunan Lidjen yang dilakukan sejak 2 November 2017 lalu itu, berhasil mengembangkan bawang putih varietas Lumbu Kuning dan Lumbu Hijau yang didatangkan dari sentra bawang putih Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Kualitasnya diklaim lebih baik lima Kali lipat dari bawang putih impor.

Di lokasi yang berada di kaki gunung Ijen itu, jenis tanahnya memang dirasa cocok untuk pengembangan bawang putih. Sebelumnya, lahan tersebut kondisinya terlantar, tidak terawat dan kurang produktif di mana sebagian besar awalnya hanya ditanami kayu hutan dan jati putih. 

Dari data Kementan, jumlah tenaga kerja yang bisa terserap untuk tenaga dongkel tunggak sampai dengan tanam sebanyak 600 sampai dengan 830 orang. Pada saat panen puncak bisa mencapai 1.030 orang yang berasal dari empat kecamatan yaitu Licin, Glagah, Kalipuro dan Giri.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018