Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan tol laut perlu disertai dengan perbaikan konektivitas di darat.

"Tol laut tidak bisa berdiri sendiri untuk bisa mengurangi harga bahan pokok di daerah, harus disertai perbaikan konektivitas di daratnya," kata Bambang dalam peluncuran Forum Pembangunan Indonesia (Indonesia Development Forum/IDF) 2018 di Jakarta, Kamis.

Bambang mencontohkan bahwa tol laut memungkinkan harga bahan pokok di Sorong, Papua Barat, menjadi lebih murah. Namun apabila akses ke pedalaman Papua masih sulit, barang yang sudah tergolong murah di Sorong menjadi mahal ketika masuk ke pedalaman Papua.

Ia menjelaskan bahwa tol laut tidak hanya sekadar membangun pelabuhan, namun juga menciptakan konektivitas agar harga kebutuhan pokok di daerah terpencil bisa turun sehingga kemudian mampu mengurangi tingkat kesenjangan antardaerah.

Bambang menilai permasalahan terbesar dari disparitas antardaerah adalah masih adanya daerah yang sulit diakses sekaligus pendapatan per kapita masyarakatnya di daerah tersebut juga rendah.

Daerah miskin tersebut harus membeli bahan pokok yang harganya tinggi dibanding daerah yang akses distribusi logistiknya mudah, seperti misalnya di perkotaan.

Permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui pengembangan tol laut. Tantangan terbesar tol laut adalah memastikan pelayaran ke wilayah-wilayah yang selama ini terisolasi.

Baca juga: Tol laut kurangi ketergantungan Nunukan pada Malaysia

Selain itu, Bambang juga menjelaskan bahwa dana pengembangan tol laut dialokasikan dalam bentuk subsidi bagi pelayaran ke daerah yang tidak menarik bagi swasta karena membawa barang tidak pulang pergi atau hanya sekali jalan.

"Harus ada subsidi memastikan mereka mau menjalankan trayek tersebut," kata dia.

Tol laut adalah konektivitas laut yang efektif berupa adanya kapal yang melayari secara rutin dan terjadwal dari barat sampai ke timur Indonesia.

Terdapat tiga elemen terkait konsep tol laut, yaitu pelabuhan peti kemas, pelayanan transportasi penumpang dan cruise, serta industri perkapalan.
 
Seorang pekerja melintasi dua kapal perintis Tol Laut Sabuk Nusantara yang sedang dibangun di galangan kapal PT Stadefast Marine, Pontianak, Kalimantan Barat (23/2/2018). Sebanyak tujuh buah kapal perintis tol laut Sabuk Nusantara yang dikerjakan di galangan tersebut, ditargetkan akan selesai pada pertengahan 2018. (ANTARA FOTO/Sheravim)

Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018