Jakarta (ANTARA News) - Mantan menteri pariwisata Mari Elka Pangestu menginisiasi penerapan konsep piknik tanpa sampah sebagai bagian dari pengembangan pariwisata yang mendukung kelestarian lingkungan.

"Ini menjadi bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ke-12 yang memang bisa kita mulai dari diri sendiri," kata Mari, yang menjabat sebagai Presiden United in Diversity, pada pembukaan Happiness Festival di Taman Menteng Jakarta, Sabtu.

Piknik tanpa sampah merupakan bagian dari agenda Happiness Festival yang berlangsung di Taman Menteng dari 31 Maret hingga 1 April.

Mari mengatakan dengan menjadi bagian dari pelaksanaan konsep piknik tanpa sampah, masyarakat Indonesia ikut mendukung pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicetuskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2015 dan sudah diadopsi oleh 193 negara.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan ajakan universal untuk mewujudkan dunia yang lebih bahagia dengan memberantas kemiskinan, melindungi bumi, dan memastikan semua orang hidup damai dan sejahtera.

"Pada intinya kita kembali ke alam ke zaman dulu ketika kita menggunakan segala sesuatu yang disediakan oleh alam, misal makan pakai alas daun bukan alas plastik atau kertas yang sulit hancur," kata Mari.

Dia juga menyarankan penggunaan botol minum yang bisa dipakai berulang-ulang dan meninggalkan penggunaan botol plastik sekali pakai yang akan meninggalkan sampah yang sulit hancur.

Selain itu Mari menegaskan perlunya sektor pariwisata untuk membiasakan diri dan melatih sumber daya manusia untuk menerapkan konsep piknik tanpa sampah.

"Pariwisata penting untuk melatih misalnya para tour guide agar membiasakan para tamunya untuk tidak membuang sampah sembarangan, contohnya ketika naik gunung semua sampah yang dibawa harus dibawa turun kembali," katanya.

Konsep piknik tanpa sampah, ia melanjutkan, bisa dimulai dari diri sendiri dengan mengurangi penggunaan produk yang mendatangkan sampah yang sulit diurai.

"Saya juga menyarankan masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik ketika belanja, bawa keranjang sendiri. Sebenarnya kebiasaan ini sudah jadi budaya lokal kita sejak zaman dahulu ketika belanja ke pasar membawa keranjang sendiri," katanya.

Ia mengatakan satu langkah kecil dari satu orang akan mendatangkan dampak yang besar jika dilakukan bersama dengan komitmen yang tinggi.


 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018