Lombok Tengah (ANTARA News) - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menanggapi santai sindiran Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang menilai tokoh memasang baliho sebagai calon presiden dan calon wakil presiden 2019.

"Soal baliho itu spontanitas teman-teman saya di daerah. Sejak saya menyatakan bersedia jadi calon wakil presiden. Itu tanpa ada saya perintah dan koordinasi dengan teman-teman yang masang baliho dengan variasinya," kata Muhaimin Iskandar saat berada di Pondok Pesantren (Ponpes) NU Al Mansyuriah Ta`limusshibyan Bonder, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Senin.

Menurut Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar, pemasangan baliho tersebut tidak perlu dipermasalahkan ataupun menjadi bahan perdebatan. Hal tersebut sah-sah saja dan setiap orang memiliki hak untuk itu.

Terlebih dirinya maju menjadi calon wakil presiden karena amanat para ulama dan kiai.

"Itu biasa-biasa saja, biarkan itu hak politik mereka, hak politik kita. Tidak usah serius-serius," tegasnya.

Muhaimin mengakui meski intensif membangun komunikasi politik bersama Partai Gerindra dan Demokrat. Namun paling prioritas adalah dirinya berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo.

"Sampai sekarang paling intensif komunikasi kita dengan Pak Jokowi. Bahkan satu Minggu yang lalu saya juga pernah berkomunikasi dengan Pak Jokowi. Kalau lain kita tetap juga membuka diri," ujarnya.

Pembicaraan dengan Presiden Jokowi terkait calon wakil presiden. Bahkan dirinya pun optimistis menjadi calon wakil presiden.

"Tapi tentu finalnya pada Agustus nanti. Karena semua masih berjalan dinamis diskusi dan dialog dengan partai politik," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018