Samarinda (ANTARA News) - Operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban kebakaran tumpahan minyak di perairan laut Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, resmi berakhir atau ditutup pada Selasa, setelah tim SAR gabungan menemukan seluruh korban yang berjumlah lima orang.

"Setelah penemuan korban kelima pada operasi pencarian hari keempat ini, unsur SAR melaksanakan briefing dan menyatakan operasi ditutup, dilanjutkan kesiapsiagaan," kata Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Balikpapan Octavianto melalui pesan singkat yang diterima di Samarinda, Selasa sore.

Korban terakhir (kelima) atas nama Sutoyo (43), warga Klandasan Ulu RT 25, Kelurahan Balikpapan Selatan, ditemukan pada Selasa sekitar pukul 09.40 Wita di perairan sekitar Apron/Rig Chevron Indonesia yang masuk wilayah Selat Makassar.

"Korban pertama kali ditemukan petugas keamanan dari PT Pertamina Hulu Mahakam, yang kemudian melaporkannya kepada petugas SAR," ujarnya.

Unsur SAR gabungan kemudian menuju lokasi penemuan dan melakukan evakuasi jasad korban untuk dibawa ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan guna keperluan visum dan identifikasi oleh tim DVI Polri.

Baca juga: KLHK cari "sidik jari" tumpahan minyak Balikpapan

Baca juga: Tumpahan minyak di Teluk Balikpapan cemari pantai Penajam


Sehari sebelumnya pada Senin (2/4), operasi SAR gabungan menemukan dua korban meninggal atas nama Suyono (55), warga Jalan Gunung Empat RT 04 Balikpapan, dan Agus Salim (42), warga Jalan Sepaku, Balikpapan Tengah.

Sementara dua korban lainnya ditemukan pada Sabtu (31/3) atau beberapa saat setelah terjadinya kebakaran hebat akibat adanya tumpahan minyak kapal di perairan laut Teluk Balikpapan.

Mereka adalah Imam N (42), warga Jalan Letjen Suprapto Nomor 66, Balikpapan Barat, dan Wahyu Gusti Anggoro (27), warga Balikpapan.

Kelima korban yang sedang memancing menggunakan perahu itu diduga terjebak dekat kobaran api dan sebagian lainnya tenggelam karena berusaha menyelamatkan diri saat kebakaran terjadi sekitar pukul 10.30 - 11.30 Wita.

Selain korban jiwa, peristiwa kebakaran tumpahan minyak itu juga mengakibatkan satu orang mengalami luka bakar dan sempat dirawat di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, sementara 20 orang lainnya selamat.

Korban luka bakar dan selamat adalah anak buah kapal MV Ever Judger, kapal kargo berbendera Panama berbobot mati 80.000 ton yang sedang lego jangkar di Teluk Balikpapan.

Saat kejadian, kapal MV Ever Judger bermuatan 74.000 ton batu bara. Sebagian badan kapal turut terbakar dalam peristiwa ini, tapi api bisa secepatnya dipadamkan kapal penolong.

Baca juga: Polri investigasi kebakaran tumpahan minyak Balikpapan

Baca juga: Korban tewas kebakaran tumpahan minyak warga Balikpapan


Selain mencemari kawasan pantai di Kota Balikpapan, tumpahan minyak kapal dalam jumlah banyak itu juga terbawa arus hingga meluas ke wilayah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara.

Sejak Minggu (1/4), tim tanggap darurat BPBD Penajam Paser Utara dibantu personel Kodim 0913, Polres dan Satpol PP serta didampingi petugas dari Pertamina melakukan penyemprotan untuk membersihkan material minyak yang mencemari pesisir pantai agar tidak membahayakan warga setempat.

Pemkot Balikpapan melalui Sekretaris Kota Sayid MN Fadli Fadli menyatakan status keadaan darurat bencana tumpahan minyak dan mengingatkan warga untuk ekstra hati-hati saat beraktivitas di laut dan pantai. Peringatan lebih khusus lagi kepada mereka yang punya kebiasaan merokok.

"Mungkin melebih-lebihkan, tapi suasana di Teluk Balikpapan saat ini sedang mirip pompa bensin," katanya.

Tumpahan minyak itu juga mengakibatkan seekor pesut (Orcaella brevirostris) mati dan bangkai satwa langka itu ditemukan warga terdampar di sekitar pantai belakang Gedung DPRD Balikpapan, Minggu (1/4).

Pewarta: Didik Kusbiantoro & Novi Abdi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018