Jakarta (ANTARA News) - Adri (Pandji Pragiwaksono) dan Jaka (Deva Mahenra) adalah duo sahabat sejak masa sekolah dasar (SD) yang begitu terobsesi menjadi detektif. 

Kendati begitu, saat dewasa, hanya Adri yang mewujudkan mimpinya itu. Jaka memilih bekerja di kantor firma hukum litigasi, mengumpulkan rupiah demi membangun rumah impian bersama sang istri, Puti (Lala Karmela). 

Rupanya, ada satu kasus yang berdampak pada persahabatan mereka. Keduanya harus terpisah selama kuliah. 

Suatu waktu, Adri menerima pekerjaan dari seorang bernama Tiara (Aurelie Moeremans). Gadis itu mencurigai sang ayah, Raga (Cok Simbara) berselingkuh.  

Pekerjaan dari Tiara itulah yang membuat Adri berada di tengah kasus serius dan mengharuskannya meminta bantuan Jaka yang ternyata punya masalah tak kalah besar juga. 
 
Salah satu adegan dalam film "Partikelir" (ANTARA News/istimewa)


Mampukah mereka menyelesaikan kasus itu? Apalagi ternyata mereka harus berhadapan dengan Lembaga Narkotika Nasional (LNN) pimpinan Tio Pakusadewo dan dibantu Agung Hercules, Coki Anwar serta pengedar narkotika jenis baru, Ngatimin (Epy Kusnandar).

Komedi aksi

Pandji menyuguhkan suguhan adegan aksi berbalut komedi dalam film karya perdananya itu. Tak hanya untuk urusan dialog, tingkah polah para karakter serta pilihan soundtrack cukup mendukung suasana itu. 
 
Salah satu adegan dalam film "Partikelir" (ANTARA News/istimewa)


Dialog renyah hampir menemani penonton sepanjang film berlangsung. Belum lagi kalimat-kalimat sindiran yang bisa membangkitkan ingatan penonton soal kejadian-kejadian yang pernah terjadi terutama di dunia hiburan tanah air. 

Alur cerita yang mengalir sederhana relatif tak akan menyulitkan penonton memahaminya. Terutama yang haus akan suguhan hiburan komedi aksi. Walau memang sangking terlalu sederhananya alur bisa langsung tertebak seperti apa jadinya.

"Partikelir" akan hadir ke tengah penonton tanah air mulai 5 April mendatang.   
Salah satu adegan dalam film "Partikelir" (ANTARA News/istimewa)

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018