Timika (ANTARA News) - Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih memastikan hingga kini tidak ada rencana penambahan pasukan TNI, terutama dari luar Papua ke wilayah Tembagapura, Mimika untuk mengatasi gangguan keamanan di wilayah itu.

"Sampai sekarang tidak ada penambahan pasukan dari luar Papua. Kita menggunakan pasukan yang ada di Papua saja untuk menghadapi KKSB (Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata) di Tembagapura itu," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi di Timika, Kamis.

Menurut dia, pasukan gabungan TNI berkekuatan 50 personel dari Batalyon Infantri 751/Rider, Batalyon Infantri 754 Eme Neme Kangasi dan Brigade Infantri 20 Ima Jaya Keramo yang diterjunkan dalam operasi penindakan KKSB Tembagapura itu seluruhnya merupakan pasukan yang sudah ada di Timika.

"Mereka semua itu pasukan yang sudah ada di Timika. Memang Yonif 751/Rider itu markasnya di Sentani, tapi anggotanya ada yang melaksanakan tugas pengamanan daerah rawan di Timika. Itu yang kita gunakan," ujar Aidi.

Ia mengatakan TNI tidak melaksanakn pergeseran pasukan secara signifikan ke wilayah Tembagapura lantaran potensi ancaman KKSB di wilayah itu masih bisa diatasi dengan kekuatan pasukan di Timika.

Ia menambahkan, operasi penindakan atau penertiban KKSB di wilayah Tembagapura merupakan operasi gabungan TNI dan Polri.

Pasukan TNI yang sebelumnya sudah digeser ke Tembagapura, selanjutnya mulai bergerak ke Kampung Banti pada 31 Maret dini hari.

"Pergerakan anggota kami masuk ke lokasi sasaran dibagi dalam kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri atas tiga sampai lima orang karena isi medan yang sangat curam dan jarak pandang yang sangat terbatas karena berkabut tebal," katanya.

Pasukan TNI yang sudah berada di lokasi yang dikuasai KKSB kemudian terlibat kontak tembak dengan kelompok bersenjata pimpinan Sabinus Waker itu pada Minggu (1/4) petang sekitar pukul 15.00 WIT.

Dalam kontak tembak itu, satu prajurit TNI, Praka Vicky Rumpaisum, anggota Yonif 751/Rider gugur. Sementara dari pihak KKSB dilaporkan dua orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

Kelompok separatis bersenjata yang terus terdesak kemudian melarikan diri sambil membakar rumah-rumah warga yang menghujani tembakan ke arah pasukan TNI.

Pada Senin (2/4), enam kampung yang berada tak jauh dari Kota Tembagapura, yaitu Kampung Utikini, Kimbeli, Longsoran, Banti 1, Banti 2 dan Opitawak seluruhnya bisa dikuasai oleh pasukan TNI.

Selanjutnya pada Rabu (4/4) pagi, pasukan TNI kembali terlibat kontak tembak dengan KKSB di sekitar Kampung Opitawak.

Dalam kontak tembak yang berlangsung sekitar 30 menit itu, satu anggota KKSB, Timotius Umabak ditemukan meninggal di lokasi kontak tembak berlangsung.

Juga ditemukan dua warga terluka, satu diantaranya seorang remaja berusia sekitar 15 tahun.

Di lokasi itu, pasukan TNI juga menemukan dua pucuk senjata api jenis M16 dengan beberapa butir amunisi dan selongsong serta sebuah tas noken bertuliskan Puncak Jaya.

Baca juga: Dua Brimob terluka saat kontak tembak di Tembagapura
Baca juga: Kontak tembak di Yapen, gembong pengacau keamanan tewas

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018