Pekanbaru (ANTARA News) - Masyarakat Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau menggelar ritual Sema Kampung sebagai bagian dari upaya memohon keselamatan terkait kemunculan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).

"Bagi masyarakat setempat ritual ini bernama Sema Kampung dipercaya untuk keselamatan warga dan harimau itu sendiri," kata Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Dian Indriati di Pekanbaru, Kamis.

Ritual tersebut dilakukan oleh masyarakat Desa Sinar Danau, Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir. Di lokasi itu, dua manusia meregang nyawa akibat diterkam harimau yang diidentifikasi berjenis kelamin betina.

Predator yang diperkirakan berusia tahun tahun tersebut belakangan diberi nama Bonita. Selain warga Desa Sinar Danau, kegiatan serupa juga turut dilakukan oleh warga Pulau Muda, sebuah desa yang secara administrasi masuk ke Kabupaten Pelalawan, namun lokasinya berdekatan.

Dian mengatakan bahwa BBKSDA Riau yang merupakan bagian dari tim gabungan bersama TNI, Polri dan pemerintah setempat yang berupaya menyelamatkan satwa harimau di kawasan itu akan terus mendukung setiap kegiatan, termasuk ritual tersebut.

Di lokasi yang tepatnya kawasan perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) tersebut, Bonita berkeliaran selama tiga bulan terakhir, sebelum akhirnya menghilang menuju kawasan jalur hijau atau "green belt".

"Langkah apapun yang dipercaya untuk menyelamatkan jiwa manusia dan harimau akan kita dukung. Ritual ini merupakan kepercayaan warga tempatan jika mendapat gangguan," jelasnya.

Dalam ritual tersebut, masyarakat terlihat menempatkan semacam daging dan buah-buahan ke sejumlah tempat. Mereka juga menempatkan lilin disekitar makanan tersebut.

Sementara itu, awal pekan ini BBKSDA Riau juga telah mengirim seorang ahli bahasa satwa atau "animal communicator" guna melacak keberadaan Bonita di Kabupaten Indragiri Hilir.

"Dia sudah berada di lokasi dan bergabung dengan tim," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo.
Baca juga: Cegah konflik harimau sumatera terulang, ini langkah pihak berwenang

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018