Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan rintisan (startup) 88Spares.com, "marketplace" untuk suku cadang mesin tekstil dan produk tekstil (TPT) siap beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0 seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

"Kami siap mengawal industri tekstil dan produk tekstil nasional dalam mengimplementasikan revolusi industri generasi ke empat atau Making Indonesia 4.0, untuk ikut membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata CEO & Co-Founder 88Spares.com, Hartmut Molzahn di Jakarta, Kamis.

Menurut Hartmut, perusahaan rintisan 88Spares bermain di pasar yang "hyper niche", sebagai pionir marketplace bahan baku dan mesin yang dibutuhkan industri TPT di Indonesia.

"Hadirnya 88Spares.com bisa memangkas rantai distribusi pembelian bahan baku dan mesin tekstil, karena langsung mempertemukan penjual dan pembeli di satu marketplace," tegasnya.

Selama ini dalam mencari mesin dan bahan baku kain dari luar negeri, pabrikan harus membeli barang tersebut melalui minimal dua distributor atau agen. Panjangnya mata rantai jual beli tersebut membuat harga akhir yang harus ditebus pembeli lebih mahal 60 persen dari harga aslinya.

Akibatnya, biaya produksi yang harus dikeluarkan pabrikan TPT menjadi tinggi yang membuat harga produk TPT Indonesia lebih mahal dibandingkan negara lain.

"88Spares.com menghubungkan langsung penjual dan pembeli tanpa perantara pihak ketiga. Sehingga penjual bisa dapat margin 25 persen lebih tinggi, sementara pembeli bisa mendapat harga 25 persen lebih murah yang membuat semuanya diuntungkan," jelasnya.

Jika beban produksi bisa ditekan, produktivitas dan efisiensi pabrikan TPT bisa meningkat. Sehingga nilai ekspor industri TPT Indonesia bisa memenuhi ekspektasi pemerintah.

Perusahaan itu hingga kini sudah bermitra dengan 98 perusahaan penyedia mesin dan bahan baku tekstil dari seluruh dunia.

Uji coba platform sudah dilakukan sejak awal 2018 dengan transaksi diawali dari pabrik TPT asal Solo dan Bandung. Bukan hanya menekan biaya produksi, tetapi juga bisa membantu proses impor bagi pabrikan skala kecil dan menengah dalam mendatangkan mesin dan bahan baku yang dibutuhkan.

Sementara itu, Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kemenperin Muhdori, meminta pelaku industri TPT untuk mulai memanfaatkan teknologi sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas pabriknya.

"Industri manufaktur akan menghadapi revolusi 4.0 yang mengintegrasikan seluruh lini produksi. Otomatisasi teknologi dan komunikasi pemasaran merupakan bagian dari revolusi yang tidak bisa dihindarkan dan harus jadi peluang baru perusahaan tekstil Indonesia," kata Muhdori.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018